Mohon tunggu...
Umam
Umam Mohon Tunggu... -

Digital Marketing Enthusiast. Sales Representative Mobi Honda https://toyotaindah.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Hutang Konsumtif VS Hutang Produktif; yang Manakah Hutangmu?

13 November 2016   20:29 Diperbarui: 13 November 2016   20:57 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Hutang dikatakan tidak produktif jika tidak menghasilkan apa-apa atau nilai tambahnya lebih kecil dari beban hutang  yang harus dibayar.”

Berhutang itu ngeri-ngeri sedap. Berhutang berarti menambah kewajiban seseorang untuk membayar sejumlah uang di masa depan. Hutang menjadi  ngeri karena karena khawatir tidak dapat mengembalikannya. Di sisi lain berhutang itu terasa sedap karena menawarkan kenikmatan instan berupa uang cash tanpa kerja keras terlebih dahulu.

Bagaiamana dengan Anda, takut berhutang atau hutang sudah menjadi kebiasaaan?

Idealnya sih gak punya hutang.

Namun jika harus berhutang ya berhutanglah secara bijak. Pastikan hasil hutang digunakan untuk tujuan yang semestinya. Sesuaikan besaran hutang dengan kemampuan membayar. Sehingga kewajiban membayar hutang atau angsuran tidak menyebabkan kebutuhan pokok jadi korban.

Jadi, hutang bukanlah halangan seseorang untuk memperoleh hidup sejahtera. Jika hutang dimanfaatkan dengan bijak, hutang bisa menjadi salah satu jalan untuk mencapai tujuan.

Hutang sendiri secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu hutang produktif dan hutang konsumtif.

Hutang produktif merupakan hutang yang menciptakan nilai tambah misal digunakan untuk pengembangan usaha atau bisnis. Laba usaha yang dihasilkan dari kegiatan bisnis yang dibangun atas hutang tersebut digunakan untuk membayar cicilan bulanan. Meskipun hutang sudah lunas, bisnis Anda masih tetap berjalan dan menghasilkan keuntungan untuk memenuhi kebutuhan hdup Anda sehari-hari. karena itulah hutang ini disebut sebagai hutang produktif.

Hutang konsumtif adalah kebalikan dari hutang produktif, yaitu hutang yang tidak menghasilkan nilai tambah atau hanya untuk kebutuhan konsumtif semata. Contohnya untuk memenuhi biaya pendidikan, pernikahan, renovasi. Manfaat dari pinjaman itu tidak bisa digunakan untuk mengembalikan hutang.

Sebagai contoh, Anda mengajukan pinjaman ke bank untuk membeli mobil sebagai sarana mudah untuk pulang pergi ke kantor, atau pergi berlibur ke luar negeri untuk melepas penat. Kegiatan tersebut merupakan kebutuhan konsumtif yang tidak mendatangkan manfaat finansial secara langsung bagi Anda, jadi hutang yang Anda ajukan termasuk ke dalam kategori hutang konsumtif.

Hutang dikatakan tidak produktif jika tidak menghasilkan apa-apa atau nilai tambahnya lebih kecil dari beban hutang  yang harus dibayar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun