Mohon tunggu...
ARUL MUCHSEN - KOALISI ONLINE PESONA INDONESIA
ARUL MUCHSEN - KOALISI ONLINE PESONA INDONESIA Mohon Tunggu... -

I am Online Journalist Of www.kabarindo.com yang menyeru Good News Spirit About INDONESIA

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Belajar dari Kebakaran Wisma Kosgoro DKI Jakarta

9 Maret 2015   20:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:55 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14259836551439805592

[caption id="attachment_401911" align="aligncenter" width="624" caption="Kebakaran melanda Wisma Kosgoro, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (9/3/2015) malam. Penyebab kebakaran belum diketahui. (KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA)"][/caption]

DKI Jakarta Harus Berbenah dari Kebakaran Gedung Menjulang & Kawasan Padat Penduduk

Tak elok saat energi Anda itu hanya tersita pada satu fokus saja karena ternyata saat kebakaran yang saat ini, Maret 09/2015 tepat pukul 20.00 api terus menyala dan makin besar di lantai 16 dari Wisma Kosgoro yang bertengger di jalan protokol Ibu Kota, Sudirman.

Ratusan pengungsi masih mengais sisa kebakaran dari Kebon Melati-Tanah Abang, masih di kawasan DKI Jakarta. Kalau penulis "bergairah" langsung menulis saat berada dari kejauhan dan saat tiba di rumah menyaksikan KompasTV, sejatinya berharap pihak Damkar DKI dapat bertugas dengan baik dan api cepat padam sehingga kerugian dapat diminimalisasikan.

Saat Kebon Melati, Tanah Abang yang rata dan tidak berada di ketinggian tidak seperti di Wisma Kosgoro, hampir seratus lebih rumah warga yang hangus terbakar karena memang pihak pemadam kebakaran DKI susah memasuki kawasan padat penduduk.

Masalah? Jelas.... Itu pun terjadi saat upaya pemadaman dari gedung sebelah lantai 16 menyemprot ke Wisma Kosgoro. Bangunan tinggi dan menjulang yang hampir lebih dari ratusan bernilai triliunan rupiah berada tidak hanya di Sudirman, tapi juga Gatsu, Kuningan dan lainnya termasuk maraknya apartemen di Kemayoran dan lokasi lainnya jadi tidak hanya bangunan tinggi peruntukan untuk perkantoran tapi juga pemukiman warga menengah ke atas.

Apakah Dinas Pemadam Kebakaran DKI sudah punya satuan unit mobil pemadam kebakaran canggih dengan tangga yang menjulang sampai lantai 20-an dan tentu saja dengan slang otomatis ke atas dengan sistem hidrolik modern?

Coba bandingkan dengan perangkat UPS di beberapa sekolah yang miliaran rupiah yang justru tidak diharapkan? Mengapa tidak dialihkan untuk penyediaan 20 hingga 40-an unit mobil pemadam kebakaran yang supercanggih untuk DKI yang memang rawan kebakaran?

Apakah buatan Italia, Jerman ataukah negara modern lainnya dengan supercanggih untuk melengkapi buatan unit mobil Damkar DKI. Ada lift yang merekat untuk petugas Damkar sampai ke lantai 20-an ke atas dengan selang air otomotis dengan sistem hidrolik supercanggih sampai ke atas yang tersambung otomatis dari keran hidrant sepanjang jalan dan antara bangunan tinggi DKI Jakarta.

Sudah siapkah DKI dengan bangunan tingginya? Kebakaran malam ini jadi pembelajaran untuk semua itu saat riuh istilah pembegalan dana siluman antara pihak DPRD dan Gubernur DKI mengakibatkan tersanderanya APBD 2015.

Boro-boro dengan bangunan tinggi karena ternyata titik kawasan perumahan kumuh yang sangat padat masih banyak di DKI Jakarta, Barat atau ke daerah Utara. Tidak semua kawasan padat tersebut punya kali atau sumur karena bisa jadi saat unit mobil damkar datang justru ketersediaan air yang tidak ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun