Mohon tunggu...
Abahna Gibran
Abahna Gibran Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pembaca

Ingin terus menulis sampai tak mampu lagi menulis (Mahbub Djunaedi Quotes)

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Kerajaan Halu dan Kucuran Dana dari Bank Swiss di Kesultanan Selacau

25 Januari 2020   18:51 Diperbarui: 25 Januari 2020   18:53 1377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pria yang disebut tetangga bernama asli Edi Raharjo itu eksis lewat posting-an video yang ditautkan ke akun Facebook-nya. Pernyataan yang mengagetkan adalah meluncurkan empire system.

"Satu contoh yang tadi saya bilang, yang bisa hentikan atas nuklir tidak diledakkan adalah Sunda Empire dan saya akan umumkan itu, segera. Dan segera dalam waktu dekat ini akan diumumkan sebuah sistem, yaitu empire system dan Jack Ma dan Bill Gates ada di sana," ujar Raden Ranggasasana.

Ya, Jack Ma dan Bill Gates yang termasuk orang paling kaya di dunia ini, diklaim petinggi SE-EE berada di bawah kekuasaannya.

Perihal seperti itu juga yang membuat publik menaruh perhatian terhadap kiprah mereka yang menabalkan diri sebagai penguasa kerajaan-kerajaan baru yang baru-baru ini muncul di negeri ini.

Penulis pun bukannya hendak menjadi epigon dari mereka yang sudah terlebih dahulu memiliki pendapat terhadap hal tersebut. Hanya saja barangkali suatu kebetulan jika memiliki sudut pandang yang sama.

Baik Toto Santoso dan Fani Aminadia yang menidirikan KAS, maupun orang-orang yang berada di kelompok SE-EE, jelas mereka sedang berhalusinasi. Entah faktor apa yang melatarbelakanginya.

Hanya saja yang jelas, terlepas dari sekedar frustasi karena ekonomi, atawa disebabkan terlalu banyak membaca sejarah masa lalu yang dipadu dengan imajinasi tinggi, apabila sudah menyangkut kedaulatan RI, dan bicara politik "tingkat tinggi" sekalipun dianggap ngawur adanya, namun perlu kiranya pihak pemerintah mendalami kasus munculnya kerajaan itu secara serius.

Karena yang paling dikhawatirkan dari semua itu, adalah masalah integritas bangsa sekarang ini saja sudah terkoyak oleh politik para elit, ditambah dengan munculnya "model" kerajaan halu sekalipun, tidak menutup kemungkinan akan menjadi inspirasi pihak tertentu yang sejak lama berniat memisahkan diri dari negara kesatuan Republik indonesia (NKRI). Terlepas dari perlunya  dikaji lebih jauh lagi melalui riset yang panjang, dan membutuhkan banyak referensi dari berbagai keilmuan, maupun penyelidikan dan penyidikan yang intens dari pihak telik sandi negara.

Sebagaimana juga yang diklaim Kesultanan Selaco, atawa Selacau di Tasikmalaya. Menurut pendiri Kesultanan itu, Rohidin alias Sultan Patra Kusumah VIII, Kesultanan yang didirikan pada tahun 2004, dan sudah mendapat pengakuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2018 lalu itu, perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari pihak pemerintah, baik pusat maupun daerah. Paling tidak dengan mengadakan penelitian yang melibatkan akademisi bidang kesejarahan, dan arkeolog.

Betapa tidak, Kesultanan yang diakui sebagai penerus kerajaan Pajajaran dalam pelarian, yakni Surawisesa yang dikudeta saudaranya sendiri, dan mengungsi ke wilayah yang sekarang ini termasuk Kecamatan Parungponteng, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, diakui Rohidin, hanya berdasarkan 2 (dua) literatur tentang leluhurnya itu, ditambah dengan komplek petilasan berupa tanah pemakaman.

Selain itu, yang tak kalah menyita perhatian, adalah ihwal dana yang dikucurkan selama ini yang diakui Rohidin berasal dari Bank Swiss, pihak pemerintah melalui lembaga Pusat Pelaporan dan Analisis Keuangan (PPATK) dipandang  perlu menelusuri keabsahannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun