Mohon tunggu...
Abahna Gibran
Abahna Gibran Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pembaca

Ingin terus menulis sampai tak mampu lagi menulis (Mahbub Djunaedi Quotes)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Istriku Dipelet Dukun Cabul

14 Desember 2019   20:39 Diperbarui: 14 Desember 2019   20:43 4735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Tribunnews.com

"Ih, masa tamu tidak disuguhi. Sudah kopi saja, ya. Biar sama dengan bapaknya," kata istri saya lagi seraya beranjak pergi.

"Bagaimana, Mang? Mau dilanjutkan?" tanya saya setelah kami kembali berduaan.

Ia tidak menjawab. Kepalanya melongok ke ruang tengah. Dan saya maklum. Bisa jadi takut istri saya ikut nguping.  

"Bolehlah. Kita tunggu dulu sampai istri saya selesai membuat kopi. Kebetulan diapun ada kesibukan sendiri. Biasa. Nonton sinetron pavoritnya," kata saya agar tamu bisa tenang kembali.

Untuk sesaat kami ngobrol ngalor-ngidul. Sambil menunggu istri saya muncul. Untuk menyuguhkan kopi, tentu saja.

Hanya saja kelihatannya tamu saya kurang bergairah. Bisa jadi pikirannya terpusat pada permasalahan yang sedang dihadapinya. Sehingga obrolan kami pun untuk sesaat terasa hambar. Betapa tidak, ia hanya menjawab ya dan tidak saja. Terkadang sekedar mengangguk dan menggelengkan kepala.

Untung saja istri saya muncul. Sambil menaruh gelas di atas meja, istri saya mempersilahkan tamu kami untuk meminumnya.

"Terima kasih, Bu. Tapi minumnya nanti sebentar lagi, Bu. Kelihatannya masih begitu panas. Kalau langsung diminum, bisa-bisa bibir saya melepuh," kata tamu saya sambil ketawa.

Mang X menghela nafas saat istri saya beranjak meninggalkan kami. Kami saling bertatapan.

"Sebentar. Saya ambil rokok dulu," kata saya sambil bangkit dari duduk dan beranjak menuju ruang tengah. Sekalian untuk memastikan istri saya, apa mau menguping pembicaraan kami, atawa memang tak peduli.

Memang benar, istri saya sudah duduk di ruang tengah sambil menghadapi layar televisi. Sehingga aman bagi tamu kami untuk mencurahkan isi hatinya hanya kepada saya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun