Mohon tunggu...
Abahna Gibran
Abahna Gibran Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pembaca

Ingin terus menulis sampai tak mampu lagi menulis (Mahbub Djunaedi Quotes)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Hanya Orang Bodohlah yang Masih Menulis di Kompasiana

13 September 2018   15:10 Diperbarui: 14 September 2018   05:25 1943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Plimbi.com)

Tersentak saya mendengar ucapan salah seorang teman yang menjadi judul postingan ini. Sebelum saya menanyakan apa sebabnya, atawa paling tidak dengan tanya "Memangnya kenapa?" Teman saya itu kembali bersuara.

"Coba jawab dengan jujur. Apa yang kamu dapat selama menulis di Kompasiana? Apa setiap tulisanmu mendapatkan honorarium? Apakah para redaktur, atau apa pun namanya, orang-orang yang menentukan setiap postingan para Kompasianer menjadi headline, atau paling tidak masuk kategori pilihan supaya banyak yang membaca, mereka benar-benar sudah bertindak obyektif, dan apakah mereka sudah termasuk deretan munsyi (ahli bahasa), atawa paling tidak sekelas almarhum HB Yassin dalam menyunting setiap postingan yang dikirim?"

"Bahkan kata kamu sendiri, hanya gara-gara lupa dengan kata kunci untuk membuka Kompasiananya saja akun kamu sampai diblokir oleh pengelolanya. Sehingga kamu harus membikin akun baru lagi. Di akun yang pertama katanya kamu sudah masuk level maestro. Nah, sekarang kamu harus merayap lagi di level junior. Apa lagi namanya kalau hanya bikin susah sendiri?"

Saya tak bergeming. Masih tetap membisu. Tetapi kepala terasa mau pecah. Dan telinga seakan dijejali sampah. Kata-kata yang keluar dari mulut teman saya yang dibarengi muncratan ludah, sungguh, tak akan membuat membuat saya goyah.

Bagaimanapun  bagi saya yang baru saja belajar menulis, Kompasiana sangat besar artinya. Meskipun di satu sisi jika menyimak tulisan-tulisan sesama Kompasianer kerapkali menimbulkan rasa iri, terutama yang terpilih menjadi headline, atawa ditampilkan sebagai artikel pilihan, tetapi pada ahirnya saya pun menjadi tahu diri. 

Seandainya sampai saat ini postingan saya belum  mampu menembus headline, misalnya, bisa jadi karena tulisan saya masih acak-kadut, dan topiknya tidak mengena di hati para pengelola.

Akan halnya masalah itu tidaklah membuat hati saya risau, dan membuat semangat saya menjadi padam. Justru dengan demikian saya dituntut lagi untuk lebih banyak belajar. 

Bukankah Jeff Goins, pemilik situs goinswriter.com, menyatakan bahwa untuk membedakan antara penulis yang baik dengan penulis yang buruk, tak lain  perbedaan keduanya tidak pernah terkait skill atau gaya menulis. Seorang penulis yang buruk akan mudah menyerah dan berhenti. Sedangkan penulis yang baik akan terus menulis.

Oleh karena itu saya tidak boleh menyerah hanya karena masalah tersebut. Justru sebaliknya saya merasa tertantang untuk menulis lebih baik lagi. Sementara agar tulisan saya bisa menjadi lebih baik lagi adalah dengan terus berlatih tiada henti. Paling tidak dalam satu hari saya harus mampu menulis satu artikel. Syukur-syukur bisa lebih.

Bahkan banyak penulis ternama, juga para pejabat tinggi negara yang menjadi Kompasianer, justru menjadi penyemangat saya untuk belajar banyak dari mereka.

Sementara teman saya yang kerap memandang sebelah mata terhadap kegiatan yang sekarang ini saya lakoni, hingga saat ini saya belum satu pun ada tulisan yang dia hasilkan. Kalau sekali saja ia menulis berita, toh masih saja meminta bantuan saya untuk menulisnya. Kalau untuk berbual-bual dia memang jagonya. Sedangkan di dalam hal kepenulisan, apa boleh buat saya sendiri masih memberi nilai nol besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun