Program naturalisasi yang dilakukan PSSI, yang bertujuan untuk mengangkat prestasi, dan mimpi dapat berbicara di pentas dunia, belakangan ini tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan insan pecinta sepak bola.Â
Tapi siapa bilang bangsa Indonesia ini belum pernah mampu berkiprah di pentas dunia, dan tampil di Piala Dunia sebagai wakil dari benua Asia?
Bagi generasi Z sekarang ini, barangkali banyak yang belum mengetahui apabila pesepakbola Indonesia, ternyata ada yang pernah ikut serta berlaga di pentas Piala Dunia.
Dalam kejuaraan piala dunia tahun 1938, di Perancis, sebagaimana dikutip dari berbagai sumber, saat masih di bawah cengkeraman kolonial Belanda, dan masih bernama Hindia Belanda, tercatat beberapa pemain sepak bola keturunan asli Indonesia ikut memperkuat Tim Hindia Belanda.
Ketika itu, Indonesia belum tercatat sebagai sebuah negara memang. Karena belum merdeka dari penjajahan kolonialisme Belanda, dan kemudian begitu mendekati detik-detik proklamasi kemerdekaan, dicaplok oleh "Saudara Tua", sesama negara di benua Asia, yaitu Jepang.
Akan tetapi, meskipun Indonesia saat itu masih dijajah bangsa "Londo" yang dipimpin oleh seorang ratu bernama Wilhelmina, federasi sepakbola PSSI sesungguhnyalah sudah terbentuk seiring dengan semangat kebangsaan dari para pemain sepakbola asli Indonesia.
PSSI dibentuk pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta dengan nama Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia. Sebagai organisasi olahraga yang lahir pada masa penjajahan Belanda, kelahiran PSSI ada kaitannya dengan upaya politik untuk menentang penjajahan.Â
Nah, ketika perhelatan kejuaraan Piala Dunia FIFA tahun 1938 tersebut, kesebelasan sepak bola yang mewakili Hindia Belanda, meskipun pemainnya banyak terdiri dari bangsa Indonesia sendiri, namun pengiriman kesebelasan Indonesia (Hindia Belanda) tersebut diprakarsai oleh NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie), yaitu organisasi sepak bola Belanda yang diakui FIFA.
Menarik memang. Saat itu NIVU sebagai federasi sepakbola yang direstui pemerintah kolonial Belanda, sempat  bersitegang dengan PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) yang telah berdiri pada bulan April 1930. PSSI yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, insinyur lulusan Jerman yang tinggal di Eropa, ingin pemain PSSI yang dikirimkan.Â
Adapun para pemain Indonesia yang diikutkan pada perhelatan kejuaraan Piala Dunia FIFA ke-3 di Perancis dengan berbendera Hindia Belanda kala itu, antara lain sebagai berikut:
Achmad Nawir (H.B.S. Soerabaja), Anwar Sutan (Vios Meester Cornelis), Hans Taihitu (S.V.J.A. Batavia), Suvarte Soedarmaji (H.B.S. Soerabaja), dan Hong Djien Tan (Tiong Hoa Soerabaja).
Betapa tidak. Terlepas bagaimana cara dan prosesnya, Federasi sepakbola PSSI saat itu sudah terbentuk, tapi bendera yang tampil di Perancis saat itu adalah bendera NIVU.
Atau jangan-jangan para pemain tersebut, pun dianggap sebagai orang Indonesia yang tidak memiliki rasa kebangsaan?
Entahlah. Hanya saja yang jelas, sebagai bangsa Indonesia, kita layak merasa bangga. Paling tidak di masa lalu ternyata pernah juga ada pemain sepak bola Indonesia yang pernah berlaga di ajang pentas Piala Dunia.
Sehingga kita yang hidup di negara ini sekarang ini, tidak perlu merasa rendah diri, lantaran selama ini sepak bola Indonesia, belum pernah satu kali pun merasakan bagaimana dapat berlaga di  pentas dunia.
Tokh di masa lalu ternyata pernah juga ada pemain sepak bola lokal Indonesia yang  pernah merasakannya. Dan hal ini semoga menjadi salah satu pendorong semangat bagi timnas Indonesia agar mampu berjaya kembali seperti di masa penjajahan.***
Sumber: 1. Di Sini, 2. Di sini, 3. Di sini
