Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Soal Menulis, Persetan dengan Segala Teori dan Tekniknya

28 Juni 2020   14:11 Diperbarui: 28 Juni 2020   14:46 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Pexels/Karolina Grabowska)

Akan tetapi dalam praktiknya, tetap saja begitu-begitu juga. Kesulitan demi kesulitan masih juga terasa menghadang. Cita-cita untuk menjadi seorang penulis buku best seller seperti Andrea Hirata, maupun Stephen King, atawa juga J.K. Rowling pun hanyalah angan-angan belaka. Entah kapan akan menjadi kenyataannya.

Kenyataannya memang seperti begitulah. 

Namun belakangan ini saya menemukan keajaiban. Tiba-tiba saja saya kembali merasa mampu menulis saban hari. Terus menulis. Tanpa henti. Mengalir begitu saja, ibarat air dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah.

Ya, saya menulis mengikuti apa kata hati. Kemudian mengetiknya berdasarkan kata-kata yang membludak dari benak.

Hal itu saya lakukan setelah membaca berulangkali sebuah buku karya Natalie Goldberg, seorang motivator menulis dari negerinya Paman Sam, Amerika Serikat.

Di dalam buku yang berjudul "Alirkan Jati Dirimu, Esai-Esai Ringan untuk Meruntuhkan Tembok Kemalasan Menulis", Natalie Goldberg tidak mengajari bagaimana cara menulis dengan teori, maupun kiat yang baku. Baik yang ada kaitannya dengan format, gaya, maupun cara, atawa teknik tertentu.

Natalie lebih menekankan bahwa menulis merupakan medium untuk mengalirkan segala ide, gagasan yang berkelebat, atawa bahkan yang sudah membludak di dalam benak.

Tapi dalam hal itu, Natalie mengingatkan. Jangan sekali-kali bersikap jumawa. Menganggap "Mengarang Itu Gampang". Merasa diri begitu hebat, beda dengan orang lain yang ada di sekitarnya. Seakan-akan diri kita merupakan makhluk superior, yang memiliki standar tersendiri di di dunia kepenulisan.

Bagaimanapun sikap seperti itu, tulis Natalie, merupakan sebuah penjara yang akan mengekang bagi siapapun yang berniat akan menekuni dunia kepenulisan. Oleh karena itu singkirkanlah sikap tersebut. 

Menulis haruslah dianggap sebagai suatu upaya untuk melepaskan segala sesuatu yang ada di dalam pikiran. Menulis adalah sebuah cara untuk berkisah, atawa menyampaikan sesuatu tanpa harus terpenjara oleh hasrat mendapatkan pujian, atawa juga ketakutan apabila orang yang membaca tulisan kita menganggap pamer kebodohan belaka.

Dengan demikian, kita sepertinya sudah tidak lagi butuh seabreg buku yang memberitahu bagaimana cara menulis itu. Sebab yang sangat, sangat harus digarisbawahi ketika akan menulis, tidak lain hanyalah keberanian, bagaimana kita melepaskan yang tersirat dalam benak tanpa harus dibebani oleh segala macam aturan menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun