Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Antara Komunikasi, Kuota, dan Hati yang Tak Bisa Berdusta Lagi

1 Mei 2020   20:37 Diperbarui: 1 Mei 2020   20:36 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/pexels/pixabays

Kata para guru ngaji yang pernah kutemui, bulan Ramadhan merupakan bulan untuk membersihkan diri dari segala dosa yang telah dilakukan secara sengaja, maupun tidak disengaja, selama sebelas bulan yang yang telah dilewati.

Barangkali sejak hari pertama menunaikan ibadah puasa, pertobatan, atau memohon ampunan kepada Allah yang mahakuasa tiada henti dilakukan sesuai kemampuan. Paling tidak dengan menunaikan segala perintahNya, dan menjauhi setiap yang dilarangNya.

Bahkan boleh jadi setiap ibadah sunnah yang sebelumnya seringkali terlewati, seperti misalnya shalat malam, shalat hajat, atau juga membaca al Quran, di bulan Ramadhan ini diusahakan untuk selalu dikerjakan.

Semua itu semata-mata demi mendapatkan keridhoanNya juga. Dan sama sekali bukan bermaksud riya, atawa agar sekedar mendapat pujian orang di sekitar.

Ups! Tak ada siapa pun di kamar ini. Kecuali buku, laptop, hape, dan sajadah yang terhampar di samping tempat tidur. 

Sungguh. Sudah lebih dari satu bulan aku lebih banyak beraktivitas di dalam kamar. Sementara untuk berkomunikasi dengan anak dan istri pun sejak memasuki bulan suci ini kami lakukan hanya seperlunya saja  

Selain karena semua orang di rumah mempunyai kesibukan masing-masing, paling tidak kami tetap berusaha menjaga agartidak sampai terjadi hal yang bakal menggugurkan ibadah kami.

Sehingga untuk urusan berbagi kasih sayang yang memang harus tetap ditebarkan, barangkali anak dan istri pun sudah saling memahaminya. Dan kami punya cara tersendiri. Paling tidak melalui tatapan mata, senyuman, dan sedikit bicara saja, sudah dianggap cukup membahagiakan semuanya. Tokh dua anak gadis kami sekarang ini sudah beranjak dewasa.

Bagaimanapun demi terhindar dari penyebaran pandemi Coronavirus deases 2019, atau COVID-19 kami sekeluarga berusaha untuk tetap mengikuti anjuran #dirumahsaja memang.

Memang bila bicara  rasa jenuh, atau bosan, aku sendiri tidak menampiknya. Sebelumnya aku ini termasuk orang yang selalu saja tak hentinya berada di tengah orang banyak. Paling tidak berkomunikasi dan silaturahmi dengan teman, tetangga, maupun siapa saja yang sekiranya aku butuhkan untuk sekedar mendapatkan bahan yang akan dituliskan kemudian. 

Kebiasaan itu pun terhenti sama sekali. Hanya saja untungnya di era saat ini, untuk mendapatkan informasi dari keluarga, teman, maupun kabar terbaru mengenai perkembangan kehidupan, termasuk pandemi virus corona, cukup dengan menyediakan kuota internet, semuanya bisa juga dilakukan. 

Ya, kangen dengan anak dan cucu yang tinggal berjauhan, bisa terobati hanya dengan meng-klik fitur video call di aplikasi Whatsapp. Begitu juga bila sekedar ngobrol bertegur-sapa denfan teman, kalaupun tidak pakai video call, lewat pesan pendek pun masih dapat tetap tersambungkan.

Demikian juga kebiasaan browsing situs berita maupun berbagai hal yang selama ini kulakukan, rasanya bahkan kian menjadi-jadi saja selama di rumah saja dalam satu bulan ini. 

Hanya saja untuk semua itu, tentu saja butuh memiliki kuota internet yang bisa tercukupkan, bukan?

Itulah masalahnya. 

Untuk mencukupinya itu yang jadi persoalan. Lantaran bagaimanapun tetap saja harus ada uang - tentu saja, untuk mendapatkan kuota yang dibutuhkan, agar tetap bisa eksis berhubungan dengan dunia luar.

Sebagai orang yang sudah tak jelas pekerjaannya, dan hanya mengharapkan pemasukan dari hasil tulisan, sudah tentu hal itu pun cukup memusingkan. Lantaran tetap saja tidak bisa diandalkan.

Sehingga untuk menyiasatinya, tak ada jalan lain selain harus pandai-pandai menghemat juga. Paling tidak aku harus membatasi penggunaan internet seperlunya saja.

Apa boleh buat. Konsekuensinya kalau tidak perlu, dan tidak ada hal mendesak, aku jarang untuk berkomunikasi. Begitu juga untuk sekedar berkomentar, dan memberi tanda suka di status media sosial, atau artikel teman-teman sesama Ker's misalnya, sangat dibatasi. 

Semua itu kulakukan bukan karena aku ini tinggi hati. Bukan sama sekali. Tapi, ya itu tadi. Kuota internet yang pas-pasan penggunaannya harus dihemat juga menang. 

Oleh karena itu, kepada handai taulan, kerabat, dan teman-teman aku memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Terima kasih.*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun