Mohon tunggu...
Arman Solit
Arman Solit Mohon Tunggu... Pengacara - Alumni Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura

Lahir dan tumbuh di desa terpencil.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Surat dari Covid-19 kepada Segenap Warga Bumi

25 April 2020   12:22 Diperbarui: 25 April 2020   12:27 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perkenalkan nama saya virus corona deases 19 disingkat dengan covid19 anda boleh memanggil saya corona, beberapa bulan terakhir saya mendadak viral, banyak orang yang mencari tahu, dari mana, seperti apa dan untuk apa aku ada. saya adalah mahluk yang tidak berwujud seperti manusia pada umumnya, oleh karena itu saya membutuhkan benda atau sesuatu yang lebih dari sekadar benda untuk dijadikan media agar saya dapat hidup, tumbuh dan berkembang seperti anda.

Sebelum anda memberikan ruang untuk saya, ketahuilah bahwa  saya bukanlah mahluk yang dilahirkan dengan hati dan perasaan, juga tidak dibekali akal dan pikiran sebagaimana anda. saya merupakan anak tunggal tanpa ayah ibu itulah kenapa saya tidak memiliki nama, namun orang-orang telah memanggilku Corona, yah anggap saja itu nama saya, sebagai identitas yang menjadi syarat agar hidup di dunia anda ini mendapat pengakuan. PENGAKUAN, yah sebuah istilah yang sangat sacral dalam khazanah kebudayaan manusia, dimana untuk memeroleh itu manusia akan rela melakukan apa saja, dan mengorbankan segalanya

Saya memang terlahir tunggal meskipun meskipun begitu dalam waktu sangat singkat bisa membelah diri dengan populasi yang sangat besar, melebihi populasi yang coba anda bangun selama berabad-abad, dan dalam waktu bersamaan juga dapat mengurangi populasi anda. Saya dapat mengambil segala kenikmatan yang anda punya, kenikmatan sehat, kenikmatan waktu, dan bahkan kenikmatan terbesar dalam hidup anda, yakni nafas yang terkandung dalam badan.

Ketahuilah, ini bukan kali pertamanya saya lahir, saya juga pernah beberapa kali dilahirkan di dunia ini, pada saat generasi sebelum anda. Karena itu  saya banyak kenal kecenderungan setiap orang, saya tahu persis bagaimana generasi sebelum anda merespon keberadaan saya. ketahuilah ini merupakan perjalanan yang paling panjang dan paling menyenangkan dalam pengembaraan saya selama ini, belum pernah saya temukan generasi yang memiliki kebimbangan sebesar kebimbangan generasi anda.

Di dalam tutur kata, anda melaknat saya, namun dalam prilaku justru memberi saya ruang untuk hidup lebih lama. Bagi saya ini merupakan sebuah anugerah besar yang tidak pernah berani saya bayangkan sebelumnya, teruslah bergerak antarkan saya ke berbagai benua, dari kota sampai pelosok-pelosok negeri, dari istana sampai ke gubuk-gubuk tua, dari anak-anak sampai kake-kakek, bawalah terus jangan perduli apa kata mereka. Tidak perlu mematuhi lockdown dan PSBB, toh mereka juga dengan setengah hati melaksanakan itu. Mereka tidak pernah memperdulikan anda, mereka hanya kwatir jika harta, benda, dan keuntungan yang mereka punya akan musnah.

Saya diciptakan untuk mengkonfirmasi hati manusia, kepedulian seorang pemimpin ketulusan tokoh-tokoh agama, dan kesahajaan kaum papa. Aku lahir bukan untuk perorangan, bukan untuk satu golongan tertentu tetapi untuk seluruh mahkluk di muka bumi, agar anda dapat membaca seperti apa negeri dan dunia yang coba mereka bangun, seperti apa sesuatu yang ada di dalam hati dan pikiran mereka. Pada saat ini tabir-tabir yang menjadi penghalang bagi pandangan anda terhadap mereka akan saya singkap, perhatikanlah dangan teliti dan hati-hati.

Dalam pengembaraan saya ini anda boleh tetap dalam kepongahan, kemunafikan, pencitraan dan kedurjanaan sebagaimana selama ini anda hidup dari situ, anda juga boleh tidak menyesalkan perbuatan masalalu, atau kebijakan yang tidak adil  atau anda akan tetap menjustis cara umat berpakaian.

Pilihan anda saat ini, membiarkan saya pergi atau memperkenankan saya tinggal lebih lama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun