Mohon tunggu...
Arshinta Eka Putri
Arshinta Eka Putri Mohon Tunggu... Freelancer - arshinta eka putri

mahasiswa jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bimbel Masih Jadi Solusi Andalan Raih Pendidikan Tinggi

18 Maret 2019   07:58 Diperbarui: 4 April 2019   22:06 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 3. Salah satu cara lembaga bimbel untuk menarik minat

Gambar 3. Salah satu cara lembaga bimbel untuk menarik minat
Gambar 3. Salah satu cara lembaga bimbel untuk menarik minat
Kekhawatiran akan persaingan ketat untuk masuk PTN pun juga turut dirasakan oleh Fedrick Ivan (22). Mahasiswa UPN ‘Veteran’ Jakarta ini, mengaku sempat mengikuti bimbel di salah satu lembaga bimbel tenama demi lolos ke PTN impian. Ivan mengaku telah merogoh kocek sebesar 17 juta rupiah untuk bimbel selama satu tahun. Meski demikian, Ivan mengaku bahwa ia tidak lolos pada tahap SNMPTN dan SBMPTN.

“Ikut bimbel tapi ya tidak lolos SNMPTN dan SBMPTN. Terus sempat coba di jalur mandiri dan diterima di UBT (Universitas Borneo Tarakan). Tapi karena jauh di Kalimantan, saya tidak jadi ambil kuliah di sana. Akhirnya saya coba kuliah satu tahun di universitas swasta di Jakarta, sambil belajar sendiri untuk ikut SBMPTN tahun selanjutnya dan akhirnya sekarang diterima PTN,” ungkap Ivan.

Berdasarkan pengalaman pribadinya, Ivan mengaku bahwa bimbel tidak banyak membantunya untuk lolos ke PTN. Nyatanya ia lolos seleksi masuk PTN dengan usahanya sendiri dengan belajar melalui internet dan sebuah aplikasi belajar mandiri.

“Sebenarnya tidak terlalu worth it (pantas) sih, soalnya biayanya mahal. Kadang bimbel juga buat kita capek, karena sehabis pulang sekolah langsung lanjut bimbel lagi. Kadang juga penjelasan gurunya susah dimengerti, terutama matematika,” ucap Ivan.

Meski demikian, Ivan mengaku bahwa mengikuti bimbel bukannya tidak bermanfaat sama sekali. Ivan berkata bahwa bimbel membuatnya lebih memahami materi pelajaran karena hal-hal yang tidak dimengerti dapat langsung dikonsultasikan dengan guru bimbel.

Berbeda halnya dengan Faizah Fitriah (20) yang sama sekali tidak mengikuti bimbel. Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, mengaku memilih untuk belajar sendiri daripada mengikuti bimbel. Salah satu alasannya adalah karena persoalan finansial, yang menurut Faizah biaya bimbel akan meroket tinggi jika mendekati masa-masa UN dan SBMPTN.

“Sebenarnya pernah kepikiran untuk ikut bimbel, tapi karena biaya bimbel mendekati masa ujian itu meroket jadinya saya tidak bimbel. Kalau misalnya dipaksakan, orang tua malah jadi terbebani. Lebih baik uangnya dialokasikan untuk beli buku sebagai penunjang belajar,” ungkap Faizah.

Alasan lain yang membuat Faizah semakin yakin untuk tidak bimbel adalah karena ia merasa bahwa meskipun belajar sendiri, asalkan fokus dan berusaha giat maka hasilnya tidak akan mengecewakan. Hal inilah yang terus diterapkan hingga akhirnya ia diterima oleh salah satu PTN di Jakarta. Faizah pun memberikan beberapa tips bagi mereka yang tidak bimbel, agar bisa ikut mengimbangi anak-anak yang mengikuti bimbel.

“Harus beli buku yang sekiranya mencakup materi di bimbel dan pelajari sendiri. Ikut belajar kelompok dengan teman sekolah, dan belajar juga dari internet. Jangan lupa juga kerjakan latihan-latihan soal karena itu membantu banget buat kita terbiasa menghadapi tipe soal sejenis. Yang paling penting, jangan malas belajar sendiri dan tentukan jadwal belajar. Nah itu enaknya bimbel karena kita bisa menentukan jadwal belajar dan istirahat sendiri,” ucap Faizah

Permasalahan bimbel ini juga turut ditanggapi oleh Dian Septiarini (47) yang berprofesi sebagai seorang guru, salah satu sekolah dasar swasta di Jakarta Timur. Dian mengaku bahwa ia dapat membedakan, mana anak murid yang mengikuti pelajaran tambahan di bimbel dan mana yang tidak. Ia menjelaskan bahwa biasanya anak murid yang mengikuti bimbel akan cepat menangkap pelajaran yang ia ajarkan.

Dian mengatakan bahwa tak ada salahnya bagi orang tua untuk mendaftarkan anaknya di lembaga bimbel demi mendapatkan pelajaran tambahan, karena bimbel masih dianggap penting jika mengharapkan nilai memuaskan dari sang anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun