Mohon tunggu...
ARIF ROHMAN SALEH
ARIF ROHMAN SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Akankah "Football's Coming Home" Bergemuruh di Wembley Stadium?

6 Juli 2021   20:24 Diperbarui: 7 Juli 2021   12:58 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Stadion Wembley, London, Inggris. Sumber: WEMBLEYSTADIUM.com/kompas.com

Piala Eropa 2020 menyisakan empat tim untuk memperebutkan tiket final. Tiga tim raksasa dan satu tim underdog kembali siap saling jegal.

La Furia Roja menjadi tim pertama yang memastikan tiket ke babak semifinal. Tim Matador ini menyingkirkan Swiss di perempatfinal.

Kemenangan Timnas Spanyol diraih lewat drama adu penalti dengan skor akhir 3-1 di Stadion Krestovsky, Saint Petersburg. 

Gli Azzurri menyusul La Furia Roja. Menyingkirkan Belgia secara meyakinkan dengan skor 2-1 di Allianz Arena, Munich-Jerman.

Stadion Olimpiade Baku, Azerbaijan, menjadi saksi keperkasaan Denmark menekuk Republik Ceko. Kemenangan 2-1 Tim Dinamit mewujudkan prediksi banyak pihak melaju ke semifinal Euro 2020.

The Three Lions mengunci pesta 4 besar Euro 2020. Skor 4-0 atas Ukraina dalam pertandingan di Stadion Olimpico, Roma, membuktikan bahwa tim ini semakin beringas mempecundangi lawan.

Di babak semifinal, Italia akan berhadapan dengan Spanyol. Sedangkan Denmark harus berebut tiket final dengan Inggris. Dua pertandingan menarik Benua Biru ini akan digelar pada 7-8 Juli 2021 di Stadion Wembley, London.

Membedah 4 Kekuatan Semifinalis Euro 2020

La Furia Roja. Gaya tiki taka masih melekat di Tim Spanyol. Kemampuan penguasaan bola dalam tempo cukup panjang diimbangi passing masih kental terlihat.

Alhasil, lawan berusaha keras merebut bola. Namun tidak mudah dan memang cara ini yang diharapkan oleh Tim Matador untuk menguras tenaga dan membuyarkan konsentrasi formasi bertahan lawan.

Saat terbuka peluang masuk daerah lawan, passing terukur mulai mengurung pertahanan lawan. Beberapa pemain Tim Matador menempatkan diri di jantung pertahanan lawan menyambut assist baik dari sayap dan kadang dikombinasikan dengan dribbling cepat dari tengah lapangan.

Kehadiran beberapa pemain berkualitas seperti Alvaro Morata, Pablo Sarabia, Ferran Torres, Pedri dan lainnya mampu menyuguhkan permainan impresif.

Luis Enrique selalu hadir di pinggir lapangan. Memberi support dan mengeksekusi perubahan taktik manakala La Furia Roja mengalami kesulitan membongkar pertahanan lawan.

Gli Azzuri. Tridente Ciro Immobile, Domenico Berardi, dan Lorenzo Insigne menjadi andalan lini depan Timnas Italia. Formasi 4-3-3 memungkinkan Roberto Mancini lebih mengekploitasi kemampuan para pemain untuk lebih jauh menusuk dan bertahan secara dinamis.

Di tangan Mancini, Italia bukan sekedar tim yang tangguh bertahan dan sekali waktu membunuh dengan serangan balik.

Mancini paham betul kualitas para pemain yang direkrutnya. Membuat Italia lebih dinamis dalam bertahan dan menyerang dengan determinasi tinggi.

Immobile dan Insigne mampu menjadi mesin gol bagi Gli Azzuri. Ciro Immobile menyumbang 2 gol dan satu assist, sedangkan Lorenzo Insigne dua gol.

Immobile bukan hanya bisa menjadi pencetak gol, tapi bisa jadi penyuplai bola yang baik. Para penggedor jala lawan ditopang Jorginho sebagai jenderal lapangan tengah nan elegan dan tangguh.

Danish Dynamite. Insiden kolapsnya Christian Eriksen di gelaran awal Euro 2020 masih begitu membekas. Menyebabkan Tim Dinamit seakan kehilangan sosok jendral lapangan yang juga gelandang andalan Inter Milan.

Namun, Kasper Hjulmand sebagai pelatih begitu cepat membangun tim yang mampu meledak di saat tepat. Denmark mampu menjadi satu-satunya tim underdog yang menginjakkan kakinya hingga ke semifinal Euro 2020.

Hjulmand mengubah sistem dan pendekatan Denmark, beralih ke tiga bek dengan bek sayap. Mampu mengontrol permainan di lini tengah melalui passing segitiga.

Denmark adalah tim yang terlatih untuk menyesuaikan dengan perubahan. Kualitas pemain dan kekompakan tim menjadi kata kunci modal Denmark melangkah lebih jauh menuju Partai Final Euro 2020.

The Three Lions. Timnas Inggris kian difavoritkan sebagai kandidat juara Euro 2020 setelah tampil impresif di fase gugur. Kemenangan 4-0 atas Ukraina membuktikan betapa semakin bahayanya para pemain Inggris melumat lawan.

Gareth Southgate sebagai manajer Inggris, tak lagi terpatok pada gaya klasik kick and rush. Dia bahkan memilih bermain pragmatis, sesuai dengan kebutuhan tim dan lawan yang dihadapi.

Southgate cerdik membaca kelemahan dan menyusun skema permainan untuk menumbangkan lawan yang dihadapi. Mampu membisikkan tim Inggris untuk menguasai pertandingan dan menyuplai bola ke titik serang, lantas dikonversi menjadi gol kemenangan.

Kualitas pemain antar lini mampu membuat The Three Lions melakukan pressing ketat, intercept, dan counter attact yang enak ditonton.

Peluang The Three Lions Menuju Final Euro 2020

Kamis, 8 Juli 2021 pukul 02.00 WIB, Inggris vs Denmark bentrok di Wembley Stadium, Kandang singa akan membuktikan, siapa yang pantas mengibarkan bendera kemenangan di Partai Puncak Euro 2020.

Secara head to head, laga Inggris vs Denmark masih dikuasai oleh The Three Lions dalam 21 laga. Skuad The Three Lions menang 12 kali dari Tim Dinamit. Sedangkan Denmark hanya mengantongi 4 kemenangan dan sisanya imbang.

Kembalinya pemain muda Inggris, Bukayo Saka, menjadi kabar yang kurang mengenakan untuk skuad Denmark. Man of The Match saat Inggris berlaga melawan Republik Ceko pada pembuka Euro 2020 tampaknya akan diturunkan.

Skuad Three Lions mendapatkan momentum kuat di bawah Gareth Southgate karena belum kebobolan hingga perempat final. Skuad The Three Lions bertekad meraih kemenangan di kandang sendiri.

Di sisi lain, Timnas  Denmark mewaspadai pergerakan Raheem Sterling dan Harry Kane. Kehadiran dua pemain ini mampu membakar semangat pemain lainnya untuk tampil impresif dan memenangkan pertandingan.

Peluang Inggris Juara Euro 2020

Secara head to head, tempat pertandingan dan dukungan penonton, kualitas dan spirit pemain, The Three Lions diprediksi dapat menekuk Denmark, lanjut melenggang ke Final Euro 2020.

Di final, The Three Lions harus menghadapi kekuatan pilih tanding antara Timnas Italia ataukah Timnas Spanyol.


Seandainya Inggris bentrok dengan Gli Azzurri ataupun La Furia Roja, dukungan fanatik puluhan ribu penonton menjadi nilai tambah tersendiri bagi Harry Kane dan kawan-kawan. Atmosfer Wembley Stadium akan bergemuruh melecut semangat anak asuh Southgate merengkuh Juara Euro 2020.

Secara teknik dan kualitas pemain, siapapun yang dihadapi Inggris di final memiliki kualitas yang sama dan ini yang sulit diprediksi siapa sebagai Juara Euro 2020.

Dukungan fanatik puluhan ribu penonton yang tak lelah menyanyikan "Football's Coming Home" di tribun Wembley Stadium seharusnya menjadi momentum The Three Lions mempersembahkan Trofi Juara Euro 2020. 

Ataukah sebaliknya, kekalahan Inggris di final nantinya membungkam gemuruh euforia puluhan ribu supporter tuan rumah meneriakkan dan menyanyikan "Football's Coming Home" karya duo komedian Inggris, Frank Skinner dan David Baddiel. Kita tunggu pembuktiannya. 

Salam Bola. Salam Olahraga. Tetap Jaga Kesehatan dan Keselamatan Bersama.

Referensi: 1, 2, 3, 4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun