Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[RTC] Tiang Listrik dan Kopral Jono

18 November 2017   18:35 Diperbarui: 18 November 2017   18:45 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: daluang-store.blospot.co.id

Jono menatap garang, sesaat dia melirik jasad yang berserakan. Sementara keadaan hening. Saling tunggu. Maut menanti.
Luka tembak yang menembus rusuk kiri, tak dirasa. Yang ada hanya letupan. Bara juang tak kan padam. Sampai titik darah penghabisan. Dan Jono bertekad, dialah maut di waktu ini.


Kokok ayam di kejauhan. Tanda fajar harapan mengganti gelap keadaan, tak mampu mengusik ketegangan. Jono masih menatap garang ke depan. Di balik tembok yang masih gelap dan tiang listrik yang tak lagi menyalakan lampunya. Mati bersama berondongan senjata mesin dari tangsi depan.


Tangan kanan Jono yang kekar meninju tiang listrik. Jono sesaat menengadah,"Ya Allah, beri aku kekuatan dan keberanian"
Pagi yang sepi. Maut saling mengintai. Jono meraba ikat pinggang. Di situ masih tergantung tas kulit dekil. Di dalamnya masih sisa tiga granat tangan. Serupa buah nanas segenggam.


Dengan tekad seibarat banteng kethaton, Jono menyendhal pemantik granat tangan. Melempar granat ke arah pintu tangsi Belanda. Asap mengepul. Sekelebat bayanganpun bergerak cepat ke gudang amunisi. Rentetan tembakan kembali memecah sunyi.


Blarrrrrr!!!!!.... Raga Jono tercabik-cabik granat di tangannya. Dentuman demi dentuman ledakan senjata menggema. Amuk gedung amunisi yang memuntahkan isinya, memporak-poranda tangsi Belanda.

Kopral Jono telah tiada. Jasadnya lebur di atas bumi yang ia cinta. Dan demi bumi yang tetap dan tegak merdeka, ia rela berkorban jiwa dan raga.


Cukup lama dentuman demi dentuman menggema. Api membakar langit seiring fajar menyingsing. 

Dan pagi itu, tiang listrik menjadi saksi, do'a dan tekad Kopral Jono berkorban untuk negeri. Negeri yang kelak tak lagi mengenang pengorbanannya. Dan memang ia tak ingin dikenang.

ariefrsaleh
NKRI, 18 11 17

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun