Mohon tunggu...
ARIF ROHMAN SALEH
ARIF ROHMAN SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tiga Serangkai Perintis BJBR, Merubah Hutan Mangrove "Banger" Menjadi Emas

8 Oktober 2016   01:37 Diperbarui: 10 Oktober 2016   11:00 1479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: www.beejaybakauresort.com

Menakjubkan. Kesan pertama berkunjung ke wisata ekologi BeeJay Bakau Resort (BJBR) Kota Probolinggo. Bagaimana tidak menakjubkan, sebelum disulap menjadi kawasan wisata ekologi yang bersih dan indah, dulunya lokasi BJBR kumuh dan bau tidak sedap. Sampah bertebaran di sepanjang pantai Mayangan sebelah selatan Pelabuhan Ikan Kota Probolinggo. Belum lagi gundukan lumpur bercampur pasir dan keruh air dari Kali Banger. Bau tidak sedap air (dalam bahasa Jawa "Banger"), menambah ketidaknyamanan mata dan hidung merasakannya.

Lokasi ekowisata BJBR berada di Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan, Mangunharjo, Kota Probolinggo, Jawa Timur. Untuk menuju lokasi tidaklah sulit karena berada di sebelah utara Alun-alun Kota Probolinggo atau Stasiun Kereta Api Kota Probolinggo. Dari Alun-alun bisa ditempuh sekitar 5 menit. Untuk lebih mudahnya, tanya saja ke warga Kota Probolinggo lokasi Pelabuhan Ikan Mayangan Kota Probolinggo. Sesampai pintu masuk Pelabuhan, sudah ada petunjuk arah yang jelas lokasi ekowisata BJBR.

Ekowisata BJBR cepat terkenal dengan adanya media sosial yang secara viral membagikan berbagai potret keindahan BJBR. Media sosial seperti Facebook, Instagram, WhatApps, Blog Pribadi, dan beberapa Website, serta media sosial lainnya banyak memberikan informasi dan gambaran eksotisme ekowisata BJBR. Bahkan di Youtube, ada tayangan video khusus yang memberi gambaran keindahan ekowisata BJBR dari berbagai sudut pandang.

Memasuki area ekowisata BJBR, ada eksotisme tersendiri menikmati hutan bakau yang bersih, terawat, dan menyejukkan mata. Lebih terasa, layanan dari pengelola dengan kenyamanan senyum dan sapa yang ramah. Juga beberapa petugas keamanan menambah ketenangan dan kenyamanan pengunjung menikmati ekowisata BJBR.

Di pintu masuk, pengunjung dapat langsung membeli tiket. Selanjutnya tersedia area parkir luas untuk roda dua dan empat dengan beberapa petugas yang siap melayani secara cepat dan ramah. Area parkir ini masih dalam proses pengembangan untuk lebih nyaman pula kendaraan yang di parkir. Area parkir dapat menampung 200 unit kendaraan roda dua dan 400 unit kendaraan roda empat.  

BJBR atau BeeJay Bakau Resort memiliki fasilitas yang sangat lengkap dan aman. Mulai dari keamanan kendaraan sampai keamanan tempat wisata. Fasilitas lain seperti Toilet, Musholla, bahkan cafe juga tersedia di BJBR. Jadi, pengunjung bakal dibuat betah ketika berkunjung ke BJBR. Pengunjung dapat menikmati kopi sekaligus menikmati sejuknya hutan mangrove serta merasakan suasana pasang surut air laut yang berganti tiap empat jam sekali.

Di kawasan Majengan Bakau Beach (MBB), terdapat wahana hiburan dan kuliner seperti WaterBoom, Kafe Tenda, Indraloka Garden, Fantasy Land, Lapangan Volly Pantai, dan Piramida Botol. Pengunjung akan dimanjakan hamparan pasir putih buatan. Saung saung bersih dan nyaman dapat dijadikan tempat melepas penat, sembari melihat keceriaan anak-anak bermain di area Majengan Bakau Beach. Di area ini juga terdapat Musholla yang cukup luas dan bersih, serta toilet.

Sebelah selatan tempat parkir, pengunjung dapat menikmati hamparan hutan mangrove yang hijau dan masih terus dihijaukan, baik oleh pengelola maupun masyarakat. Sudah ada jalan khusus yang dibuat dari tatanan kayu kelapa kokoh dan aman. Mata terasa sejuk dan aroma khas pantai dapat dinikmati sepuasnya.

Masuk agak ke dalam hutan mangrove yang asri, bersih, dan terawat terdapat Icon BJBR, tempat pengunjung berselfie maupun berwefie ria. Ada juga BeeJay Sabha Samudra, sebuah gedung atau ruang pertemuan. Dibangun langsung di atas pantai yang pasang surut dengan view langsung menghadap laut. Cocok untuk kegiatan reuni, rapat, ulang tahun, arisan dan lainnya. Sebelah selatan BeeJay Sabha Samudra, terdapat Gembok Cinta, tempat muda mudi menulis kenangan mereka.

Di bibir pantai, tersedia Joging Trek yang bisa dimanfaatkan untuk Cycling dan Becak Wisata. Pada waktu air laut pasang, pengunjung dapat menaiki Perahu Catamaran di area pantai BJBR. Jika cukup lelah menapaki Joging Trek, di pojok selatan sudah ada rest-O-tent.  Restoran tenda dengan berbagai menu kuliner rumahan dan seafood. Bahkan, seorang chef profesional siap menemani dengan sajian Hibachi, memasak ala kungfu yang super cepat.

Seandainya pengunjung berminat menginap, tersedia Bungalow dan Family Bungalows.  Fasilitas menginap ini menghadap laut lepas, pantai pasang surut khas pantura. Khusus Family Bungalows, terdiri dua lantai. Lantai bawah terdiri ruang keluarga, karaoke, kamar tidur, exclusive dengan private poll dan meja santai. Lantai atas terdapat balkon khusus yang luxury, pas untuk ngobrol dan santai bareng family sambil menatap langit dan hamparan samudera nan luas. Pengunjung jangan khawatir, keramahan dan senyum pengelola serta petugas keamanan, memberikan kesan aman dan nyaman selama menginap di BJBR.

Dari rasa kagum, sekilas pikiran melayang. Betapa luar biasa perintis BJBR. Pantai Mayangan yang awalnya kumuh, muara pembuangan Kali Banger, disulap menjadi kawasan destinasi wisata ekologi hutan mangrove terpadu. Sungguh sangat gigih perjuangan mereka. Tekad, semangat, dan visi mengalahkan tantangan yang ada. Sangat menginspirasi dan sesuai dengan pengembangan ekonomi maritim Indonesia ke depan. Karena keterbatasan waktu dan lain hal, penulis belum dapat informasi langsung dari para perintis BJBR.

Penulis melakukan browsing internet untuk memperoleh jawaban siapa dan bagaimana upaya para perintis BJBR yang luar biasa ini. Berikut hasil ringkasnya:

  • Sindonews.com, edisi 02-04-2016, berjudul “BJBR Ekowisata nan Menakjubkan”

BJBR, salah satu dari lima ekowisata mangrove terpadu terbaik di Indonesia. Sebuah destinasi wisata di kawasan hutan bakau seluas 89 hektar. Dibangun dari kawasan muara Kali Banger bak comberan dengan baunya yang tak sedap.  Tekad kuat dari tiga serangkai anak negeri telah mengubah kawasan kumuh dan penuh sampah menjadi taman impian (dreamland).

Sekitar tahun 2010, di kawasan BJBR ini, sejauh mata memandang hanyalah hamparan tumpukan sampah. Bau banger yang menyeruak hidung, selaras dengan nama Kali Banger. Rasa mual dan ingin muntah menjadi pemandangan setiap orang yang berada dekat dengan muara Kali Banger. Berbekal izin pengelolaan lahan dari Pemkot Probolinggo, tiga serangkai, Benyamin Mangitung, Tan Justinus, dan Juda Mangitung, tergerak hati mengubah lautan sampah menjadi kepingan emas.

Tidak mudah menggerakkan orang-orang membersihkan lautan sampah. Kubangan lumpur yang dipenuhi lintah, gigitan nyamuk, dan sarang laba-laba menjadi tempat merajut mimpi di atas pantai pasang surut. Pantai utara Kota Probolinggo yang kini telah disulap menjadi kawasan ekowisata mangrove terpadu, memiliki keunikan pasang surut air laut silih berganti dalam kurun waktu setiap empat jam sekali.

Liku-liku jembatan kayu dibangun dengan tidak menebang pohon mangrove. Jembatan kayu berada diantara rerimbunan hutan mangrove. “Kami hanya menyisihkan akar dan batang pohon mangrove yang menghalangi pembangunan jembatan,” Kata Nisa Nurlaily, Marketing Executif BJBR (Sindonews.com edisi 02-04-2016).

Benjamin mengungkapkan, ketika pertama kali dirinya datang di mangrove tepatnya Maret 2010, tantangan besar yang menghadang yaitu banyaknya sampah diantara tumbuhan mangrove. Masyarakat sekitar, banyak yang membuang sampah sembarangan, kurang memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan. “Pertama kali yang saya lakukan membuat bendungan untuk menghambat sampah yang hanyut dari kali Banger. Yang paling banyak adalah sampah rumah tangga. Melihat keadaan seperti itu saya bertekad akan membuat area ini dari tumpukan sampah menjadi tempat wisata, khususnya ekowisata. Saya akan ubah sampah-sampah yang terdapat di hutan mangrove menjadi emas,” ujarnya.

Kawasan hutan mangrove juga dileng­kapi dengan gazebo sebagai tempat istirahat pengunjung dan tempat untuk me­lihat pemandangan pantai. “Sepanjang track kami memberikan kesempatan pada masyarakat untuk berjualan makanan ringan. Pembeli harus makan ditempat. agar tidak membuang bungkus makanan sem­barangan,” jelasnya.

Dalam pembangunan Bee Jay melibatkan masyarakat dan nelayan setempat di kawasan wisata terpadu. “Masyarakat kami libatkan dalam pembibitan dan penanaman mangrove. Nelayan bisa menyewakan perahunya kepada pengunjung. Untuk memenuhi kebutuhan ikan di restoran, kami membelinya dari nelayan setempat,” ujarnya.

Pemkot Probolinggo telah memasukkan program wisata ini dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPMJD) tahun 2006 – 2009 . Pada , Jum’at 17 Maret 2013 investor – PT Beejay Sarana Hiburan bertemu Pemkot Probolinggo melakukan kesepakatan kerja sama berminat untuk mengembangkan dan menawarkan konsep kawasan hutan mangrove di jadikan ekowisata di Kota Probolinggo. Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan MoU oleh Direktur CV Beejay Sarana Hiburan Benjamin M. dengan Walikota HM. Buchori di Taman Wisata Studi Lingkungan.

‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Dinukil Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur : Prasetya, volume V, No. 50, Februari 2013, hlm. 32-34

Membaca dan memahami dua artikel di atas dan juga melihat dan merasakan perubahan langsung sebelum dan sesudah berdirinya BJBR, ada beberapa catatan penting yang dapat dikaitkan dengan Gerakan Budaya Bersih dan Senyum dari pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim), diantaranya:

  1. Gerakan Budaya Bersih dan Senyum khususnya menumbuhkan kawasan laut dan pantai menjadi destinasi wisata andalan, perlu melibatkan seluruh komponen masyarakat, baik pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat setempat. BJBR dirintis oleh tiga serangkai yang sebenarnya investor PT. BeeJay Sarana Hiburan, yaitu Benyamin Mangitung, Tan Justinus, dan Juda Mangitung, tergerak hati mengubah lautan sampah menjadi kepingan emas. Tiga Serangkai ini mewakili pihak usaha swasta. Pemerintah, dalam hal ini Pemkot Probolinggo, penyedia lahan dan rumusan regulasi yang jelas untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata. Alhasil, pantai Mayangan yang awalnya kumuh, tempat pembuangan sampah dari Kali Banger dan masyarakat sekitar, sehingga berbau tak sedap, dapat dikelola secara jelas menjadi destinasi wisata  yang dinamakan BJBR, salah satu dari lima ekowisata mangrove terpadu terbaik di Indonesia. Sedangkan masyarakat sekitar, dilibatkan secara langsung oleh pihak BJBR ikut membersihkan dan membudayakan hidup bersih, serta menunjang kebutuhan lainnya seperti ketersediaan ikan segar untuk kuliner seafood dari nelayan setempat.
  2. Gerakan Budaya Bersih dan Senyum, membutuhkan tekad dan perjuangan pantang menyerah dari pihak manapun. Tantangan besar yang menghadang yaitu banyaknya sampah diantara tumbuhan mangrove. Masyarakat sekitar, banyak yang membuang sampah sembarangan, kurang memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan. Tumpukan sampah, bau banger yang menyeruak hidung, selaras dengan nama Kali Banger. Rasa mual dan ingin muntah menjadi pemandangan setiap orang yang berada dekat dengan muara Kali Banger. Dengan tekad dan perjuangan pantang menyerah, maka sampah-sampah yang terdapat di hutan mangrove dapat diubah  menjadi emas. Hal ini sangat menginspirasi dan menjadi teladan pihak lain di wilayah Indonesia untuk meniru kesuksesan tiga serangkai. Mengubah mangrove “banger” menjadi emas.
  3. Keberhasilan Gerakan Budaya Bersih dan Senyum, ditunjukkan pada kesungguhan perintis dan pengelola BJBR.  Sepanjang track masyarakat dilibatkan untuk berjualan makanan ringan. Pembeli harus makan ditempat, agar tidak membuang bungkus makanan sembarangan. Bahkan ada papan-papan pengumuman agar pengunjung tidak membawa makanan dan minuman memasuki kawasan BJBR. Hal ini dapat dimaklumi, mengingat budaya masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan masih rendah. Dengan berbagai aturan dan cara yang ditetapkan pengelola BJBR, masyarakat diharapkan menjadi sadar akan budaya bersih. Sedangkan para karyawan memberikan pelayanan yang ramah dan murah senyum. Sehingga memberikan kenyamanan dan pengunjung betah selama berwisata di BJBR.  

Kesuksesan program dan merubah pola budaya ke arah yang lebih baik, tidak semudah membalik telapak tangan. Perintis dan pengelola BJBR membuktikan diri bahwa tantangan dan budaya kumuh, mampu disulap menjadi emas. Mungkin kita masih memandang sebelah mata. Keberhasilan "Tiga Serangkai" jelas mudah mewujudkan ekowisata mumpuni, sebab mereka adalah pengusaha bermodal. Pandangan ini jelas keliru besar. Tantangan budaya, ekosistem kumuh luar biasa sebelum terwujud BJBR, membuktikan "Tiga Serangkai" tidak main-main menyulap hutan mangrove kumuh menjadi emas.

Tiga Serangkai ini datang, melihat peluang, dan terjun langsung mewujudkan impian. Dreamland mereka didukung penuh Pemkot Probolinggo dan masyarakat luas. Alhasil, tiap hari ratusan bahkan ribuan wisatawan baik domestik maupun mancanegara berkunjung ke BJBR. Pantai Mayangan yang semula hanyalah tumpukan sampah dan lumpur berbau tak sedap, di tangan “Tiga Serangkai” disulap menjadi emas. Bahkan BJBR sudah beberapa kali dikunjungi kapal pesiar internasional seperti Princess Cruises. Terakhir melalui akun facebook BeeJay Bakau Resort tertanggal 5 Oktober 2016 pukul 14:27 WIB, terpampang beberapa unggahan foto yang memperlihatkan aktifitas pengelola BJBR menyambut kedatangan kapal pesiar.

Pemerintah Kota Probolinggo, “Tiga Serangkai” perintis BJBR, dan masyarakat sekitar Pantai Mayangan, sudah membuktikan diri, budaya bersih dan senyum mendatangkan keuntungan tak terkira. Giliran daerah lain, baik pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat mau membuka diri dan memberikan kesempatan luas agar kekayaan maritim Indonesia mampu juga disulap menjadi emas. Tentunya dengan tekad kuat, pantang menyerah dan mengeluh, memperhatikan kearifan lokal, serta visioner. Semoga   

Sumber Informasi:
https://jawatimuran1.wordpress.com/2013/06/16/wisata-mangrove-kota-probolinggo/
Sindonews.com edisi 02-04-2016/ BJBR Ekowisata nan Menakjubkan/
www.beejaybakauresort.com

Facebook: Arief R. Saleh
Twitter: @ArifSaleh

NKRI-Probolinggo, 08 Oktober 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun