Mohon tunggu...
Arrayanov Novie
Arrayanov Novie Mohon Tunggu... lainnya -

sekarang ini sedang suka jadi pemerhati yang hidup-hidup :D\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Catatan Tentang Paradoks (H-12)

10 April 2011   23:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:56 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin teman-teman sudah banyak yang tahu kisah Abunawas, atau yang buatan asli Indonesia.. KABAYAN, nah kisah-kisah yang akan atau sudah anda baca dalam dongeng itu sebenarnya penuh makna, penuh pelintiran, sitiran dan sindiran.. Beguitulah PARADOKS.. Abunawas yang pandir tapi banyak akal, Kabayan yang malas tapi setiap ucapannya penuh dengan kedalaman makna hidup walau kadang keduanya kerap menyampaikan nilai-nilai kesejatian hidup itu dengan cara banyolan, begitulah PARADOKS!

PARADOKS  (H-12)

Paradoks? apa sih..? ini masih satu catatan perjalanan Parade Dongeng Anak Nusantara, tapi saya hanya mau membahas kata PARADOKS-nya saja dan kaitan dengan dongeng anak Nusantara. Baru saja saya membaca sebuah postingan menarik dari seorang teman: Erri Subakti, saya membacanya di thread Facebook, dan rupanya sudah banyak komen disitu.. aha! ini dia.. PARADOKS.. Satu lagi yang pernah saya baca, seorang teman memuat tulisan tentang Sangkuriang, dari judulnya saja sudah bisa ditebak lah isinya seperti apa (maaf kemarin saya cari2 link postingannya sudah hilang): "SANGKURIANG, Dongeng Legenda Yang Tidak Pantas Diceritakan Pada Anak-anak" Saya sudah bilang, cerita/dongeng dan legenda Nusantara memang unik! hampir semua dongeng klasik Nusantara mengandung local wisdom, dan yang luar biasa adalah cara local wisdom itu disampaikan, dengan sebuah paradoks, pelintiran sudut pandang.. ini saya pikir sudah masuk ke area seni menggunakan pola pikir, wow.. rumit ya? that's why i love dongeng Nusantara! Ternyata orang-orang tua kita jaman dulu memang benar-benar bijak! Contoh yang paling dekat, dari link teman Erri Subakti yang saya cantumkan di atas, dia menyoal dongeng legenda Malin Kundang dari sudut pandangnya, nah katakan sudut pandang dari satu orang ini sama dengan sepotong mozaik, bila ada seratus orang menyoal yang sama dengan sudut pandang berbeda, berarti akan ada 100 potongan mozaik, ini jadi seperti mainan puzzle.. seratus potong itu bila ditempel satu demi satu akan menghasilkan sebuah gambar.. wow! itulah.. PARADOKS he he he.. ini seni menggunakan pola pikir! Dengan kata lain orang tua kita di jaman dulu sudah mampu menciptakan sebuah permainan puzzle! dimana gambar puzzlenya merupakan sebuah gambar abstrak, yang hanya bisa ditemukan dengan mengakses alam pikiran, alam ide.. luar biasa bukan?! Jadi sebenarnya dongeng Nusantara itu bukan ditujukan langsung kepada anak-anak.. tetapi lebih kepada sesiapa yang tertantang untuk mengasah otak! Dan kaitannya dengan PARADOKS (Parade Dongeng Anak Nusantara di Kompasiana) adalah.. tertantangkah anda untuk membuat cerita/dongeng anak yang sekelas Malin Kundang, Sangkuriang, Roro Mendut.. ?? mari bergabung dalam PARADOKS.. Petunjuknya baca di sini : Group FB Parade Dongeng Anak Nusantara . Dongeng Anak Nusantara SALAM PARADOKS Mari kita lestarikan kekayaan budaya Nusantara

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun