Mohon tunggu...
Abdurrahman Ar-rasya
Abdurrahman Ar-rasya Mohon Tunggu... -

Menulis Adalah Ekspresi Jujur, tanpa Topeng dan merupakan karya sederhana dalam berbagi segala hal yang bisa kita tulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

IMM dan Caranya Mengisi Kemerdekaan

16 Agustus 2015   11:15 Diperbarui: 16 Agustus 2015   11:15 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah gerakan Mahasiswa Islam yang beraqidah Islam bersumber Al-Qur’an dan As-Sunah. IMM berdiri pada tanggal 29 Syawal 1384 H bertepatan dengan tanggal 14 Maret 1964 M di Yogyakarta. Lahir dari kegelisahan masyarakat muda sebagai respon terhadap persoalan keumatan menjadikan IMM sebagai organisasi pergerakan yang hingga hari ini masih terus aktif dan masif bersama organisasi islam kepemudaan yang lainnya dalam rangka mengawal kemerdekaan bangsa indonesia menuju bangsa yang benar-benar merdeka.

Banyak cara yang bisa dilakukan oleh organisasi kepemudaan terkhusus IMM dalam rangka mengisi kemerdekaan, sebagai kaum muda intelektual tentu IMM mempunyai andil dan tugas yang besar dalam menjaga dan mengawal kemerdekaan bukan lagi kedepan pintu gerbang tapi langsung pada kemerdekaan yang sejati. Sampai hari ini sudahkan kita menyadari bahwa kemerdekaan kita masih harus terus kita perjuangkan, masih banyak persoalan-persoalan bangsa yang belum selesai, kejahatan sosial, kekerasan, pelanggaran HAM, korupsi dan lemahnya birokrasi menjadi hal nyata kita rasa bahwa memang bangsa kita hanya lepas dari penjajahan, secara fisik kita memang sudah terbebas merdeka, kita tidak lagi dihantui oleh bayang-bayang senjata, bom, kerja paksa dan dentuman-dentuman meriam, monopoli perdagangan, tanam paksa, perbudakan, penyiksaan dan cambukan. Tapi secara non fisik kita masih terus terjajah bahkan lebih dahsyat lagi, penjajahan lewat Fashion, Fun, Film, Food dan pornografi yang mengakibatkan degradasi moral, belum lagi persoalan pemerintahan, hukum, ketimpangan kesejahteraan masyarakat, pendidikan dan juga penjajahan atas nama agama. Kita dijajah secara mental dan moral hingga sampai hari ini sadar atau tidak kita masih terbuai dengan euforia kemerdekaan dan menjadi bangsa yang senang dengan slogan 'Negara merdeka dan berkembang'. Padahal faktanya adalah sebuah negara dengan Ironi yang nyata bahkan hampir mati jika dibiarkan.

IMM sebagai kaum muda yang mempunyai tri kompetensi dasar yakni religiusitas, intelektualitas dan humanitas. Sudah selayaknya sadar dan memahami betul dengan kondisi yang ada, tidak hanya mengisi kemerdekaan lewat perlombaan-perlombaan, panjat pinang, balap karung, bermuhasabah mengenang perjuangan para pahlawan dan lainnya tetapi juga harus mampu menjadi garda terdepan dalam rangka memberantas persoalan-persoalan bangsa bersama para kaum muda intelektual lainnya. Sadar bahwa persoalan bangsa yang ada hingga detik ini masih membelenggu ruang gerak dan perjuangan serta kemajuan anak-anak bangsa menuju kemerdekaan yang sejati.

Masih jelas dalam ingatan penulis bahwa ada sebuah cerita, salah satu rektor perguruan tinggi ternama pernah berkata kepada para mahasiswanya "Jika kalian masuk kampus ini hanya untuk mengejar IP, saya anggap kalian ini hanya SAMPAH !!” kata-kata yang sungguh sangat menampar dan mampu menghujam para mahasiswanya, bagaimana tidak hampir dipastikan mahasiswa jika sudah berada dalam sebuah perguruan tinggi sudah pasti IP tinggi yang menjadi tujuannya, tapi jika kita fahami secara bijaksana, kata-kata itu bukanlah sebuah tamparan yang keras, tetapi itu adalah sebuah motivasi yang sangat luar biasa. Artinya kaum muda tidak yang hanya harus mementingkan IP, nilai, dan hardskill, hingga lupa bahwa bangsa ini kaum muda lah yang membuat sejarah, sebagai kaum muda yang intelektualiasnya terjaga, IP yang tinggi itu harus tapi juga harus memiliki kemampuan softskill dan inilah yang seringkali dilupakan. Kepekaan sosial terhadap kondisi masyarakat yang semakin menjerit.

IMM sebagai organisasi kemahasiswaan yang didalamnya dihuni oleh banyak generasi yang akan membawa bangsa ini sesuai dengan harapan dan tujuan seluruh rakyat indonesia harus memahami dan sadar betul bahwa perjuangan pergerakan dalam rangka meraih kemerdekaan yang sejati akan terus dilakukan dan dalam setiap generasi memiliki kesempatan yang sama untuk merubah bangsa ini menuju bangsa yang benar-benar merdeka, tanpa terkecuali generasi muda dihari ini. pertanyaanya adalah, maukah kita mengambil kesempatan itu?

Banyak jutaan do'a dan harapan yang senantiasa disematkan didalam pundak generasi muda salam satunya IMM, karena kaum muda lah penyambung dan penyampainya lidah rakyat, masyarakat banyak berharap yang mengisi pemerintahan ini nantinya adalah penerus-penerus bangsa yang lahir dari kaum muda yang keilmuanya tinggi, kepekaan sosialnya membuncah, yang adil, bijaksana dan senantiasa sejalan dengan harapan dan keinginan bangsa, sehingga tidak lagi ada cerita bahwa bangsa kita sedang mengalami krisis dalam segala aspek kehidupan.

 

“Mimpi saya yang terbesar yang ingin saya laksanakan adalah agar mahasiswa Indonesia berkembang menjadi ‘manusia-manusia biasa’. Menjadi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang bertingkah laku sebagai manusia yang normal, sebagai manusia yang tidak mengingkari eksistensi hidupnya sebagai seorang mahasiswa, sebagai seorang pemuda, dan sebagai seorang manusia” –soe hok gie-

 

Bangsa kita adalah bangsa yang besar, tentu membutuhkan kaum muda yang sadar dan faham betul caranya menjaga kemerdekaan bangsa, tidak lagi merasa asing dinegeri sendiri. Untuk kemajuan bangsa dan untuk kemerdekaan bangsa yang sejati.

(Gambar dari google.com)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun