Kedua, sorotan kamera ketika Ketum PSSI sedang menelpon di tengah pertandingan. Ini menarik, karena tangkapan kamera TV ini berjarak tidak jauh dari pembagian kertas putih yang dicurigai berisi line up pemain itu.
Saya pun lalu iseng bertanya, apakah Ketum PSSI sedang menelepon Shin Tae-yong, tapi saya lantas merasa janggal, nanti pakai bahasa apa, bahasa Korea, nampaknya tidak mungkin. Jadi kemungkinan menelepon tim kepelatihan, seperti Nova Arianto.
Lalu apa isi komunikasi tersebut? Untuk segera melakukan pergantian pemain, khususnya Ramai Rumakiek, Dedik Drogba dan Edo Febriansyah yang tampil buruk? Hebat sekali Ketum PSSI, karean Shin Tae-yong masih nampak biasa-biasa saja.
Saya kira tidak seperti itu. Yang paling mungkin dan menghibur adalah Ketum PSSI menelepon tim kepelatihan dan bilang, “Kasih mereka satu gol, lalu kita balas empat di babak kedua”. Nah, kalau itu, mantap!.
Terakhir, sorotan kamera ketika Iwan Bule dan beberapa orang (saja) melompat saat terajdinya gol indah dari Ricky Kambuya. Ketum PSSI itu berdiri, melompat kegirangan, lalu memberi salam kepada satu atau dua orang.
Saya sih sedih saja, karena lompatan itu kurang kompak. Di Italia sana, jika Juventus mencetak gol, maka Pavel Nedved dan Andrea Agnelli akan berdiri bersamaan, dan terlihat kompak merayakan gol tersebut. Perayaan gol Ketum PSSI kurang kompak.
Entah mengapa, apakah karena masih ragu timnas akan menang dalam laga tersebut atau ada petinggi Exco yang itu tuh disitu? Entahlah, yang pasti kurang kompak, semoga di leg kedua lebih kompak, biar lebih asyik.
Apapun itu, saya bersyukur dengan kehadiran Ketum PSSI di laga tersebut. Mungkin saya salah data, tapi saya kira tidak semua laga persahabatan timnas dihadiri oleh Ketum PSSI dan jajarannya.
Artinya, ada dukungan penuh dari PSSI untuk timnas di bawah asuhan Shin Tae-yong, sesuatu yang pecinta timnas harapkan demi prestasi yang lebih baik.
