Laga berlangsung menyesakkan bagi saya yang menyaksikan ketika Kevin/Marcus tumbang dengan telak dua set langsung, 14-21, 17-21.
Menurut saya pribadi, Aaron/Soh yang dikalahkan Hendra/Ahsan di fase grup tak tampil super, tapi Kevin/Marcus yang nampak layu. Entah mengapa.
Smash-smash mereka tak sekeras biasanya.Â
Penempatan bola Kevin yang sering mengejutkan dan meraih banyak poin saat itu terbilang gagal. Bola banyak melambung keluar, seperti ingin menjauh dari garis lapangan.
Biasanya juga The Minions akan bangkit di fase kedua saat tertinggal di set pertama dengan bantuan instruksi pelatih Herry Iman Pierngadi, akan tetapi hal itu tidak terjadi.Â
Mereka nampak layu, disiram tapi tak berkembang.
Saat kalah dari pasangan Taiwan, Lee Yang/Wang Chi-Lin di fase grup, Koh Herry berkata bahwa itu lantaran faktor minor, yaitu kurang cepat masuk dalam ritme pertandingan.
Seharusnya itu diperbaiki di laga perempat final yang lebih penting, tapi ternyata sama saja.Â
Bukan kurang cepat masuk dalam ritme pertandingan, tetapi dalam dua set bisa dikatakan The Minions tidka pernah masuk dalam pertandingan.
Seusai laga Kevin/Marcus terlihat terdiam, dengan muka tanpa ekspresi, mungkin bingung, karena kekalahan kedua membuat mereka harus pulang sebagai unggulan nomor wahid.
Saya tentu saja kecewa, syukur kekecewaan saya terobati oleh penampilan Mohamad Ahsan/ Hendra Setiawan.Â