Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mampukah Kampus Etihad Taklukkan Italia ala Chelsea di Final Euro 2020?

11 Juli 2021   15:24 Diperbarui: 11 Juli 2021   15:39 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Italia Vs Inggris I Gambar : Tribunews

Siapa pemain paling berbahaya bagi Italia saat Gli Azzuri akan beradu dengan Inggris di  final Euro 2020? Saya yakin beramai-ramai akan menjawab satu nama yakni penyerang milik Manchester City, Raheem Sterling.

Di Euro 2021 ini Sterling memang tampil trengginas, lihat saja data yang dilansir uefa.com. Dari 521 menit bermain atau dari enam laga, Sterling telah mencetak tiga gol bagi The Three Lions.

Akurasi operan Sterling juga terbilang yahud dengan angka 149/180 alias mencapai 83 persen. Keakuratan yang membuat Sterling kerap berani menusuk setelah melakukan operan one two, dan membahayakan atau membobol gawang lawan.

Total ada 14 kali Sterling melahirkan peluang gol dan memberikan satu assist.

Soal pergerakan dengan bola atau tanpa bola, Sterling memang dinamis bahkan dapat disebut variatif. Sterling dapat bergerak dari kiri, lalu tiba-tiba sudah di kanan.

Kadang lebih banyak menggiring bola dari garis pinggir tapi tiba-tiba dengan gagah berani menusuk ke dalam kotak penalti.

Salah satu paling kini yang dapat dilihat adalah ketika berhadapan dengan Denmark di laga semifinal. 

Inggris hampir berhasil dipaksa Denmark beradu untung di babak adu penalti, sebelum Sterling melakukan gerakan tak biasa yang membuat bek kiri Denmark, Joakim Maehle harus menghentikannya di dalam kotak 16.

Akan tetapi tidaklah adil membicarakan Sterling seorang diri, tanpa melihat esensi kehebatan Sterling ini sebenarnya dibangun dari transformasi yang terjadi di klubnya, Manchester City dan sang pelatih, Joseph Pep Guardiola.

Saat Guardiola datang ke Etihad pada 2016, Sterling sedang menghadapi titik nadir dalam karir sepakbolanya, bahkan hampir putus asa.

Saat itu, Sterling dianggap tidak bisa berkembang lagi. Gaya mainnya sudah dianggap kaku, dan terlalu mudah terbaca pemain belakang lawan.

Guardiola perlahan namun pasti mampu merubah Sterling, dan membangkitkan Sterling ke performa terbaiknya.

Pemain kelahiran Jamaika ini bukan saja tampil lebih gesit dan garang tapi semakin sulit ditebak pergerakannya.

Ciri khas Guardiola yang senang bermain dengan tiga pemain depan yang dapat bergerak dinamis, pivotal, saling berganti, dan memanfaatkan celah di tengah daripada linier menggunakan garis pinggir membuat Sterling semakin berbahaya bagi lawan.

Jika anda ingat, dahulu Sterling dianggap akan bergerak mengandalkan kecepatannya dari sayap, bisa dikatakan Sterling hanya sedang melakukan kick and run murni.

Akan tetapi dengan strategi dan arahan dari  Guardiola, Sterling dapat berubah menjadi attacking forward bahkan center forward yang dengan berani bergerak langsung ke jantung pertahanan lawan dari bagian tengah.

Lambat laun, di City, Sterling  sudah memahami benar maksud dari Guardiola ini. Bahkan, karena itulah striker murni milik City seperti Sergio Aguero, dan Gabriel Jesus kerap tersingkir karena adaptasi hebat dari Sterling terhadap sepakbola ala Pep Guardiola ini.

***

Narasi di atas sebenarnya adalah cara saya untuk meminta kita untuk lebih luas melihat Inggris yang akan tampil di final Euro 2021 besok.

Sterling dibentuk oleh Guardiola. Guardiola adalah pengampu Kampus Etihad, dan bicara tentang relasi antara timnas Inggris dan Kampus Etihad, Sterling tidak sendiri.

Sebenarnya, The Three Lions bertumpu bukan pada Sterling seorang tapi juga berharap pada  mobilitas dari anggota Kampus Etihad lainnya. Sebut saja, Kyle Walker, John Stones dan Phil Foden.

Saya kira diantara ketiga rekannya ini, nama Kyle Walker boleh dikedepankan. 

Sebelum berlabuh di Etihad, Walker adalah didikan Maurichio Pochettino di rival City, Tottenham Hotspurs. Pochettino mampu merubah Walker yang sebelumnya tampil semenjana berubah menjadi bek sayap dengan naluri menyerang yang hebat.

Selepas dari Spurs, dan berlabuh di Etihad, Walker ditransformasi Guadiola dengan kompetensi yang semakin komplet. Walker bukan saja agresif tapi cepat sekaligus cerdas membaca arah permainan lawan.

Adanya Walker yang komplit itu membuat Jose Cancelo terpaksa dipinggirkan oleh Guardiola. Cancelo meski agresif tapi lemah dalam bertahan. Sebenarnya Walker bisa disamakan dengan Danilo bek kanan Brasil yang komplit juga.

Di Euro 2021, saya kira lebih dari sekali kita akan melihat Walker yang bisa berada dimana-mana. Ketika Inggris diserang balik lawan, Walker menjadi pemain yang paling dahulu menyeruduk pemain lawan dengan kecepatannya.

Di sisi lain, Walker pula dapt berperan baik sebagai bek tengah ketika diperlukan 3 bek di jantung pertahanan Inggris---seperti melawan Jerman, atau juga bergerak membagi bola sebagai gelandang bertahan.

Artinya, Gareth Southgate pantas berterimakasih, karena meski tidak serupa, tapi kesamaan para pemain yang digunakan, membuat Inggris kerap tampil menyerupai Manchester City.

***

Jika demikian, apakah Inggris akan dengan mudah mengalahkan Italia dengan gaya bermain ala Etihad termasuk? Pertanyaan yang tidak mudah untuk dijawab, karena satu alasan, Italia saat ini mampu bermain dengan cara Chelsea menaklukkan City.

Tim mana yang meruntuhkan mimpi City menjadi juara Piala FA dan Liga Champions? The on and the only, The Blues Chelsea, dan harus diakui ada beberapa kesamaan Chelsea asuhan Thomas Tuchel dan Italia yang dibesut Roberto Mancini ini.

Jika berkaca dari pertemuan antara kedua tim, kunci menghentikan Sterling dan City adalah kekokohan lini belakang, dan keefektifan dalam melakukan serangan balik. Chelsea mampu mencetak gol tapi sulit dibobol oleh City. Sederhananya begitu.

Jika kita tilik lebih detil, maka kunci dari Chelsea adalah di lini belakang dan lini tengah. 

Lini belakang yang kokoh, dan lini tengah yang mobile.

Thiago Silva, Anthony Rudiger dan Cesar Azpiliecueta di sektor belakang fasih bermain sebagai 4 bek sejajar atau berubah menjadi 3 bek dengan dukungan dari dua bek sayap, Emerson atau Chilwell, tergantung lawan yang dihadapi.

Pilihan terakhir diambil untuk menghentikan pergerakan sayap lawan yang dikenal cepat, seperti yang dipunyai oleh Manchester City.

Aliran bola lawan ke depan juga ditahan dari tengah dengan pergerakan tanpa lelah dari para gelandang,  N'Golo Kante, Kovacic atau Jorginho. 

Beruntung bagi Italia, karena meskipun Kampus Etihad menjadi jantung permainan Inggris dan sangat berbahaya, Gli Azzuri juga memiliki pemain asal Chelsea, yakni Jorginho dan Emerson.

Paling tidak, pengalaman dan arahan Tuchel untuk menghentikan Guardiola dalam tiga pertemuan mereka di Liga Inggris akan dibagikan kepada Roberto Mancini.

Jika harus meniru gaya Chelsea, di lini belakang, Italia tak perlu ragu. Selain dapat mengandalkan Emerson, Chiellini, Bonnuci dan Di Lorenzo adalah 3 pemain tipikal, yang fasih bertahan dalam pola empat atau tiga pemain sejajar.

Di lini tengah yang akan menarik. Memang Italia memiliki Jorginho, akan tetapi siapa yang dapat bergerak seperti N'Golo Kante---yang dianggap memiliki dua jantung tersebut.

Mancini sebenarnya memiliki Nicola Barella dan Marco Verrati, meski dari gaya bermain Barella lebih mirip. Hanya yang menjadi catatan, Barella dalam laga terakhir bermain di bawah kemampuan terbaiknya.

Di bench sebenarnya masih ada Locatelli, tinggal Mancini memilih dan berharap agar kedua pemain ini tampil baik di final nanti.

***

Sekarang pertanyaan berbalik, apakah ini berarti Italia akan menghentikan Inggris? Saya akan sedikit optimis tentang ini bahwa Italia akan menang, karena catatan saya yang lain berkiblat pada Inggris yang lebih bersandar pada individu---Sterling dan Kane, daripada Italia yang kolektif.

Hanya, saya pun mesti awas, bahwa faktor Wembley dan keberuntungan akan memainkan peranan penting. 

Jika demikian, saya akan sepakat bahwa laga ini akan ketat dan sukar diprediksi, dan saya berharap siapapun yang menang, dia akan menunjukkan sepakbola yang hebat bagi penikmat bola di segala penjuru dunia.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun