Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ketika Lionel Messi Terpaksa Harus Melukai Neymar

11 Juli 2021   12:50 Diperbarui: 11 Juli 2021   13:24 2363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lionel Messi dan Neymar I Gambar : Sportskeeda

Kemenangan dan kekalahan bagaikan dua sisi mata uang, dua-duanya tak bisa didapatkan dalam waktu bersamaan. Ketika sedang menang, maka akan ada yang mesti kalah. Jika kalah, disaat itulah kita akan merasa dilukai. Karena itu tak ada yang suka akan kekalahan.

Akan tetapi seharusnya adagium itu tidak berlaku bagi Lionel Messi dan Neymar, karena keduanya bersahabat. 

Bukankah seharusnya sahabat saling mendukung, ya seharusnya demikian, akan tetapi hal itu menjadi berbeda ketika keduanya harus bertarung di laga final Copa America 2021.

Messi dan Neymar menjadi tulang punggung bagi tim nasionalnya masing-masing, Argentina dan Brasil.

Sebelum laga, keduanya memang berhadapan dengan persimpangan, karena mesti ada yang dikorbankan ketika keduanya mesti memilih, menang dan akhirnya melukai yang lain.

Persahabatan Messi dan Neymar memang begitu dekat. Ketika Neymar datang dari klub dari kampungnya, Santos ke Barcelona, Messi termasuk salah satu yang menyambutnya dengan hangat.

Empat musim keduanya saling bergandengan tangan membawa Barcelona meraih kejayaan di Spanyol maupun di Eropa, hingga pada akhirnya Neymar pindah ke Paris Saint Germain.

Kala itu, banyak yang menyebut, dua sahabat ini memang harus dipisahkan jikalau Neymar mau berkembang atau minimal menyamai Lionel Messi yang sudah dianggap menjadi salah satu pria terhebat di jagat sepakbola.

Mungkin itulah yang membuat Neymar tampak bersemangat saat akan berhadapan dengan Messi, bukan sebagai sahabat tetapi sebagai kompetitor.

Ketika diwawancarai Neymar menyebut bahwa kali ini keduanya adalah rival.

"Messi adalah seperti yang selalu saya katakan, pemain terbaik yang pernah saya lihat bermain. Dan ia adalah teman yang baik, tetapi sekarang kami berada di final, kami adalah rival!" ucap Neymar.

Padahal seharusnya sebagai sahabat, Messi perlu mendapat kelonggaran dari Neymar bahkan "belas kasihan".

Messi dalam belasan tahun karirnya bersama tim nasional Argentina belum berhasil mempersembahkan satu gelar pun bagi Albiceleste. Inilah yang membuat Messi terasa hampa meski memiliki sederet gelar individual maupun klub.

Hanya begitulah, tak ada yang menyukai kekalahan. Neymar juga belum pernah mempersembahkan gelar bagi Brasil. 

Dua tahun lalu saat Brasil menjadi juara Copa, Neymar absen, sehingga Neymar sangat ambisius untuk mempersembahkan gelarnya bagi Brasil di Maracana.

"Saya ingin menang dan saya sangat ingin memenangkan gelar ini, yang akan menjadi Copa America pertama saya" kata Neymar.

Di Maracana? Ya, di stadion bukti kemegahan Brasil ini, Neymar ingin tampil sebagai pemenang bukan pecundang.

Itulah makanya jika anda menyaksikan laga Argentina Vs Brasil tadi pagi, anda akan melihat Neymar yang sangat bersemangat bahkan tampil spartan. 

Neymar berlari kesana kemari, tak enggan menjemput bola, membuka ruang bahkan harus rela lebih sering ditebas lawan.

Lebih dari sekali rasanya, bergantian Leandro Paredes, Rodrigo De Paul, harus menarik lengan bahkan baju Neymar untuk menghentikannya.

Bahkan terakhir, bek veteran Argentina, Nicolas Otamendi, mengangkat kaki tinggi lalu berjalan seperti superhero yang mampu menyelamatkan bumi. Otamendi berlagak, Neymar tergeletak.

Lalu Messi? Messi sangat ngotot. Wajah Messi memang seperti pria tanpa dosa, imut, akan tetapi kengototannya dalam laga melawan Brasil menunjukkan keinginan untuk lepas dari kesakitan, atau banyaknya luka setelah gagal membawa Argentina menjadi juara.

Salah satu momen yang saya ingat adalah bagaimana Messi menjatuhkan diri, mengambil bola dari Lucas Paqueta yang sedang meliuk-liuk dengan tekel keras. Itu Messi, bukan Romero. Di momen lain, Messi terus bergerak, menekan pemain lawan tanpa lelah.

Ketika pelatih Argentina, Lionel Scaloni mesti menarik para pemain depan seperti Lautaro Martinez dan Angel Di Maria karena kelelahan, Messi tetap di lapangan. 

Messi tetap merepotkan lini belakang Brasil, dan akhirnya membawa pulang gelar juara Copa America 2021--pertama dalam karirnya, sekaligus gelar top skorer dan pemain terbaik. 

Ketika peluit panjang dibunyikan, Neymar berlutut menangis sedangkan Lionel Messi sedang dilempar ke udara merayakan kemenangan yang tak  biasa itu. 

Neymar dan Messi tak ingin saling menyakiti, tetapi keinginan mereka untuk meraih impian masing-masing terpaksa membuat mereka harus saling melukai.

Di tengah kesedihan Maracana, Messi menari bersenang hati, untuk impian yang menjadi kenyataan dengan melakukan tarian tango paling istimewa dalam hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun