"Acara itu memang dilakukan di suatu hall basket yang luasnya sekitar 30x20 meter persegi. Memang sebenarnya tuan rumah ini setiap tahun melaksanakan, setiap acara kegiatan ultah dilakukan, itu (rumah) bisa muat 200 sampai 300 orang," kata Yusri di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (21/1/2021).
Ketiga, Raffi dan para tamu lainnya hadir, karena spontanitas dan bukan karena diundang secara resmi.
"Acara tersebut memang spontanitas yang dihadiri sekitar 18 orang. Dari keterangan saksi yang ada, bahwa yang datang tanpa undangan. Mereka spontanitas tanpa undangan untuk menghadiri ke kediaman saudara RG," kata Yusri, seperti dilansir dari Detik.com.
***
Raffi tentu saja senang, dirinya dapat terhindar setelah penyelidikan polisi. Akan tetapi, di lini masa medsos penghentian kasus ini tetap ramai diperbincangkan. Banding-membandingkan tetap terjadi dan cenderung hendak mengatakan bahwa Polisi bersikap tak adil dalam kasus ini.
Jika kita cermati---jika harus banding-membandingkan maka tentu saja ada perbedaan. Bahkan, penjelasan kepolisian seperti sudah memilah antara tindakan Raffi cs dan apa yang dilakukan oleh HRS dan kelompoknya.
Misalnya, soal protokol kesehatan melakukan tes terlebih dahulu, lalu jumlah yang berkerumun dibandingkan dengan kapasitas tempat acara tentu saja sudah berbeda.
Lalu apakah ini berarti akan menghentikan kontroversi sama sekali? Tentu saja tidak, ini bahkan berarti bahwa kepolisian perlu berhati-hati lagi, karena akan disorot dan dinilai terus menerus tentang penanganan kasus pelanggaran prokes Covid-19.