Gara-gara beberapa kalimat yang  keluar dari mulutnya seperti membandingkan FPI dengan Nadhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, Komika Pandji Pragiwaksono harus menahan gelombang kecaman dari netizen dan berbagai pihak yang terus mengalir untuknya.
Pandji terlihat gerah juga. Di beberapa bagian postingan di medsos, khususnya di Twitter, Pandji berusaha mengklarifikasi.
Misalnya dalam salah satu kutipannya, Pandji mengatakan bahwa tak mungkin orang yang pro regulasi prostitusi adalah orang yang sama yang menjadi simpatisan FPI.
Akan tetapi hal itu, tidak mempan juga. Malah Anies terpaksa harus berulang-ulang menjelaskan kembali bahwa kalimatnya itu sebenarnya dia cuplik dari ucapan dari Sosiolog senior, Tamrin Tomagola yang didengarnya pada 2012 lalu.
Bukan namanya buzzer atau netizen jika mau berhenti atau menyerah  begitu saja dengan jawaban Pandji, apalagi sudah dalam posisi ngegas lebih dahulu. Pernyataan Anies pun diberikan kontranya, bahwa untuk apa pernyataan yang begitu lama--dari tahun 2012 harus terus diingatnya dan dijadikan rujukan.
Netizen menyesali  untuk apa Pandji memakai informasi kuno untuk mengatakan sesuatu yang sensitif. Mungkin saja, Tamrin tidak berpendapat demikian hari ini yang berarti pendapatnya sudah tidak up to date lagi.Â
Persoalannya bagi Panjdi adalah pernyataan kini yang dicuplik darii wawancara di Youtube itu menguap pudar begitu saja. Sekarang, hampir dapat dipastikan bahwa framing-framing dari pihak yang pro- kontra akan terus dibangun.
Salah satu yang akan membuat Pandji akan pusing menjawab adalah cetusan bahwa Pandji Pro Anies yang oleh netizen dapat  berarti pro FPI. Â
Mengapa akan pusing? Ada dua alasan. Pertama, Pandji  tak dapat menghapus sejarah bahwa dia pernah menjadi orang teras di balik kemenangan Anies. Pandji pernah menjadi jurubicara Anies saat Pilgub 2017 lalu.
Saat itu, yang paling diingat publik adalah Pandji mampu mengeluarkan narasi-narasi yang membuat narasi seperti bukan menggusur namun menggeser ala Anies yang akhirnya menjadi senjata yang ampuh untuk menaklukkan jubir dari pasangan lain khususnya Ahok -- Djarot.
Setelah Anies-Sandi menang, Pandji mengundurkan diri, namun rekam jejak dirinya di digital masih ada yang menunjukkan gerak loyal dirinnya sebagai jubir untuk Anies.