Beberapa kali Ferdinand Hutaehan memandang foto perbandingan antara Jokowi dan Fadli Zon yang diposting oleh salah satu warganet. Foto itu memperlihatkan Jokowi yang memegang payung sendiri dibanding dengan Fadli Zon yang payungnya dipegangi orang lain.
Seharusnya jika mengikuti keinginan sang pengunggah foto, maka maksud gambar ini adalah menyindir. Ah, Ferdinand hanya ingin berpendapat yang berbeda saja.
Setelah menarik napas panjang, Ferdinand langsung memutuskan apa pendapatnya tentang foto tersebut " Fadli Zon ganteng". Itu saja.
Ferdinand mungkin lagi lelah berurusan dengan Fadli Zon. Mantan politisi demokrat ini di awal tahun memang getol mengajak duel Fadli. Pertarungan Ferdinand dan Fadli terlihat seru di atas ring.
Semisal ketika Fadli Zon mengatakan bahwa di era Jokowi terjadi kemunduran demokrasi, Ferdinandlah yang membantah dengan keras.
Ferdinand bahkan memberi contoh bagaimana demokrasi itu dapat berjalan dengan baik bahkan indah. Â Ferdinand memberi contoh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ditunjuk Jokowi sebagai Menteri Pertahanan serta penghargaan tanda kehormatan Bintang Mahaputera kepada Fadli Zon.
Terakhir, Ferdinand bahkan mengatakan bahwa Fadli zon itu baperan. Ini adalah sentilan Ferdinand kepada Fadli Zon yang menyebut bahwa dilarangnya FPI adalah bentuk dari pembunuhan demokrasi.
Ferdinand tentu berpendapat sebaliknya. Â Menurut dia, demokrasi Indonesia tidak memberikan tempat bagi ormas-ormas yang justru menolak Pancasila sebagai ideologi tunggal negara.
 "Andai demokrasi tidak berjalan baik, mungkin Fadli pun saat ini bisa saja sudah tidak ada di DPR. Dan Bintang Mahaputra yang Fadli terima itu adalah bukti pemerintahan ini demokratis. Fadli terlalu baper dalam berpolitik," kata Ferdinand.
***