Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Menggunjingkan "Ilmu Hitam" Djoko Tjandra

5 Agustus 2020   05:48 Diperbarui: 5 Agustus 2020   05:43 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terpidana kasus korupsi pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali Djoko Tjandra tiba di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Kamis (30/7/2020). Djoko Tjandra ditangkap di Malaysia.(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Obrolan soal ilmu hitam bagi saya, hanyala obrolan santai, pengisi waktu luang. Maksudnya begini. Bagi yang percaya ya silahkan membahasnya sampai pagi, dan yang tidak percaya ya nikmati sebagai lelucon segar, dan mesti tetap waras ketika membahasnya.

Maksud saya begini. Jika ada hal yang bisa dijelaskan dengan logika pakailah itu, janganlah menggunakan hal lain, apalagi jikalau cerita kejadian mistis itu  dapat menambah masalah serta memperkeruh keadaan.

Baru kemarin, seorang teman menceritakan tentang suasana kantornya yang menjadi heboh mencekam karena ada yang mendapat penglihatan bahwa bosnya ternyata “ditunggangi nenek-nenek bermuka jahat” di kantor. Intinya ada hantu di ruangan kantor bosnya, dan sering berada di belakang bosnya.

Nah, dampak dari adanya “nenek-nenek itu”, kata sang penglihat itu adalah sang bos akan menjadi sering marah-marah. Karena itu, ada dua pilihan agar hal itu tidak terjadi, Pertama, harus ada orang pintar yang  mengusir "nenek-nenek" itu dan kedua, sang bos harus pindah ke tempat lain, jika bisa pindah daerah--karena konon, hantu tidak bisa ikut pindah jika sudah lain pulau. 

Walah, ini kan lucu banget. Dari cerita-cerita teman sebelumnya, sang bos itu memang marah-marah karena kerjaan dari bawahannya banyak yang tak becus. Nah, karena sering marah-marah, ada beberapa karyawan yang tak suka padanya, dan berharap agar dia pindah.

Jadi bisa saja begini, “nenek-nenek” itu akan tetap ada, jika kerjaan para karyawan itu tak beres-beres, jika kerjaannya bagus “nenek-nenek” itu akan pindah kantor dan bosnya tak marah lagi. Aneh-aneh saja.

Kembali ke Djoko Tjandra. Jika kita baca beritanya, ilmu hitam Djoko Tjandra ini levelnya memang sudah generasi 4.0, modifikasi sesuai kebutuhan, karena dari perkembangannya dapat membuat beberapa intelektual bergelar doktor dan pejabat hukum terjerat.

Ilmu hitamnya sudah modifikasi menjadi ilmu hijau, membuat mata menjadi hijau dengan imbalan fulus dan kesenangan tentunya. Para oknum yang ditengarai terlibat menjadi patuh padanya. Proses hukum dharapkan akan terang benderang bagaimana memperlihatkan bagaimana Djoko Tjandra bisa mempraktekkan hal ini.

Lalu ada yang bertanya. Bukankah jika menggunakan ilmu hitam maka akan bisa terus bebas kemana-mana. Lha, jika ilmu hitam ini sudah dimodifikasi menggunakan uang, pasti ada kadaluarsanya om. Batas waktu buronan sudah selesai, saatnya ditangkap, masuk sel.

Oh iya, terakhir, di obrolan santai, ada yang bilang begini bahwa biasanya ada ciri di tubuh bahwa seseorang menggunakan ilmu hitam. Ada yang bilang hal itu seperti jimat, atau tanda di tubuh dan sebagainya.

Dulu, ada cerita lucu-lucuan tentang  seorang pejabat yang diduga memakai ilmu hitam untuk menggaet perhatian wanita yang diincarnya, dan katanya ada di giginya. Iya, katanya pejabat itu bergigi emas. Setiap gigi emas itu dilihat wanita, maka akan gampang jatuh hati. Ilmu itu menjadi pudar ketika emas di gigi itu sudah pudar, dan si pejabat sudah tak menjabat lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun