Akan tetapi, tentu saja posisi Komisaris Pertamina berbeda sekali dengan posisi Menteri BUMN. Bukan saja soal kewenangan yang semakin besar, tetapi perubahan dari fungsi pengawas ke arah eksekutor yang membuat  gesekan-gesekan ini akan amat mungkin terjadi.  Sekali lagi, apakah dalam posisi ini Jokowi akan siap pasang badan?
Jika kita cermat, soal Jokowi pasang badan, sudah pernah dilakoni Jokowi terhadap menteri pilihannya. Publik tentu ingat, bagaimana ketika Jokowi dengan begitu lugas membela Prabowo saat Prabowo "diserang" saat mau menjadi pembantu Jokowi dan beberapa kebijakannya saat menjadi menteri, khususnya perjalanan ke luar negeri diprotes oleh beberapa pihak, Jokowi hadir saat itu sebagai pembela Prabowo.
Ini juga menjadi gambaran bahwa secara politik, kekuatan Jokowi sudah cukup kuat untuk melakukan perubahan di kabinetnya. Apalagi Ahok sudah menjadi kader PDIP, sehingga jalan ke sana, akan semakin mulus, karena kursi ini tidak akan dipersoalkan, minimal secara internal kepartaian.
Itu baru secara politik, secara personal apalagi. Jokowi dan Ahok sudah begitu dekatnya dengan kebersamaan dan pengalaman masa lalu yang dilalui bersama. Sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, dan ingat Jokowi tidak pernah sekalipun membuat pernyataan yang mendiskreditkan Ahok, dan sebaliknya Ahok memikirkan Jokowi dalam setiap tindakan politiknya.
Pada akhirnya janji Jokowi untuk membuat langkah extraordinary akan menjadi kunci. Jika pasang badan bukanlah sebuah masalah bagi Jokowi, maka harapan agar ada perubahan kabinet untuk kinerja yang lebih baik untuk ratusan juta rakyat Indonesia adalah hal utama yang harus dilakukan.
Artinya, apakah tinggal menunggu waktu saja, Ahok akan menjadi salah satu menteri Jokowi? Kita tunggu saja.