Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Soal "Manipulasi" Tayangan Liga Eropa, Sementara La Liga Juaranya!

16 Juni 2020   07:24 Diperbarui: 16 Juni 2020   07:22 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
LaLiga kembali bergulir setelah terhenti dua bulan. (Foto: Gonzalo Arroyo Moreno/Getty Images)

Mudah-mudahan di pekan-pekan selanjutnya, liga-liga lain sudah mulai mengatur agar tampilan dari layar televisi sudah dapat lebih menarik seperti La Liga.

Kedua, soal manipulasi sound di dalam stadion. Maksud saya adalah bagaimana penyelenggara liga tetap berupaya agar suara dari dalam stadion yang terdengar dari layar televisi menyerupai aslinya. Untuk ini La Liga juga sudah cukup maksimal.

Saat menyaksikan pertandingan Real Madrid vs Eibar, terdengar juga suara riuh penonton lho. Saya sempat kaget darimana asal suara, tetapi akhirnya mengetahui bahwa suara itu berasal dari settingan  penyelenggara dan diusahakan untuk disesuaikan seperti aslinya.

Misalnya, ketika Eden Hazard menggiring bola ke gawang Eibar maka riuh penonton meninggi, sebaliknya terdengar hampir sepi ketika giliran bola berada di kaki para pemain Eibar. Begitu juga saat Toni Kroos berhasil menjebol gawang Eibar maka penonton seperti riuh sekali, seperti aslinya. Hanya yang nampak kurang adalah announcer yang biasanya berteriak dari dalam stadion “Toni Kroos”, dan biasanya direspon dengan suporter," To-Ni- Kroos.."

Pertama kali saya menyaksikan tayangan bola dari layar televisi di Era New Normal adalah saat menyaksikan laga Bundesliga, Borrusia Dortmund vs Schalke 04. Harus diakui, mungkin karena baru perdana,  hal-hal semacam ini memang belum diatur secara maksimal.

Tidak ada suara lain selain suara bola, dan teriakan para pemain. Akhirnya laga itu terlihat seperti laga latihan, dimana teriakan para pemain memanggil atau mengingatkan rekannya yang terdengar dari layar televisi.

Sepertinya Bundesliga sudah mulai membenahi, begitu juga dari Seri A. Cara membenahinya bukan melarang para pemain berteriak dari lapangan, tetapi speakernya kayaknya diatur sehingga volume dari lapangan tidak terlalu nyaring terdengar.

Dari Seri A, saat menyaksikan laga pertama tanpa penonton yakni Juventus vs Inter Milan beberapa bulan lalu, maka suasana “amatir” amat terasa, bukan suara pemain saja, teriakan instruksi dari pinggir lapangan juga terdengar mengganggu,  namun saat menyaksikan laga di Coppa Italia, baik Juventus vs AC Milan, maupun Napoli vs Inter Milan, noise itu sudah mulai dapat dikurangi.

Sebagai usulan tambahan, hal yang dapat dilakukan adalah memilih komentator yang ekspresif. Ini membuat pemirsa dari layar televisi  juga dapat dipengaruhi secara psikologis. Mungkin tidak harus seekspresif “gila” seperti komentator Amerika Latin, namun paling tidak bisa asyik mengajak para penonton tetap “terjaga” menyaksikan laga tanpa riuh penonton tersebut.

Jika berhasil mengatur hal ini, maka perlahan-lahan tayangan New Normal dari layar televisi akan menjadi semenarik laga-laga sebelum pandemi Covid-19 terjadi.

Salam olahraga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun