Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Aneh, Kim Jong Un Pimpin Rapat, Kim Yo Jong yang Marah ke Korsel

9 Juni 2020   09:13 Diperbarui: 9 Juni 2020   09:09 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kim Jong Un (kiri) dan adik perempuannya Kim Yo Jong (kanan) saat menghadiri pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada 27 April 2018. (POOL New via REUTERS)

Apa kabar Kim Jong Un? Kabar terakhir Kim Jong Un telah muncul lagi. Pemimpin tertinggi Korea Utara itu dikabarkan memimpin rapat militer yang mendiskusikan kebijakan baru peningkatan "pencegahan perang nuklir".

Rapat ini terbilang penting karena merupakan pertemuan Komisi Militer Pusat dari Partai Buruh yang berkuasa dengan agenda membahas mengenai kebijakan baru untuk meningkatkan sistem pencegahan perang nuklir.

Dilaporkan oleh KCNA, kantor berita resmi Korea Utara, bahwa dalam rapat tersebut Kim Jong Un juga mengarahkan tentang  langkah-langkah militer yang penting dan langkah organisasi dan politik untuk lebih memperkuat angkatan bersenjata secara keseluruhan.

Kapan rapat itu telah digelar? Ini masih menjadi misteri, karena tidak dikabarkan kapan waktunya. 

Menariknya kabar tentang rapat ini hampir bersamaan dengan kabar tentang kemarahan adik perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong kepada Korea Selatan.

Beritanya adalah Kim Yo Jong mengancam akan memutuskan hubungan dengan Korea Selatan.

Ada apa sebenarnya? Jadi, ada pembelot Korut yang masuk ke Korsel dan melakukan kampanye anti Pyongyang di sana, dan pemerintah Korsel nampak menanggapi santai.

Ancaman Kim Yo Jong tidak main-main, karena menurut juru bicara Departemen Front Bersatu (UFD) Korut,  Kim Yo-jong sudah mulai memerintahkan para pejabat untuk mulai mempersiapkan langkah guna menerapkan ancaman yang ia berikan kepada Korsel.

Yang ditakuti oleh Korsel tentunya adalah jangan sampai jika amarah Kim Yo Jong memuncak maka perjanjian kesepakatan militer untuk menghentikan semua jenis permusuhan dan peningkatan ketegangan militer dilanggarnya. Ya, jika begitu perang antar kedua negara amat mungkin terjadi.

Jika kita cermati, maka ada pola yang rada-rada aneh di balik misteri kondisi Kim Jong Un, dan Korsel seperti menjadi sasaran pengalihan isu.

Perhatikan saja ketika Kim Jong Un dianggap telah meninggal di awal Mei, lalu muncul tiba-tiba di peresmian pabrik pupuk di Sucheon, selang beberapa hari kemudian, tentara Korsel ditembak di perbatasan.

Hingga sekarang, Korsel sendiri masih bingung, kenapa tentara mereka ditembak?

Nah, pola yang sama ini berlanjut. Kim Jong Un dikabarkan memimpin rapat nuklir, nah Kim Yo Jong marah-marah ke Korsel. 

Korsel sendiri bingung, karena pembelot ini juga tidak diundang, ngomong-ngomong sendiri, tetapi mereka yang dimarahin.

Korsel tentu grogi juga. Karena bicara Korea Utara, maka bicara nuklir, perang dan sebagainya. 

Di dalam suasana pandemi seperti ini, mencari musuh, atau ditembaki tanpa alasan akanlah tidak mengenakan.

Lalu apa yang dapat diduga dari dua peristiwa ini? Kemungkinan, Kim Yong Jong sedang latihan, latihan menunjukan kapasitas dirinya jika benar-benar akan memimpin Korut seusai Kim Jong Un.

Entahlah dimana Kim Jong Un sedang berada, namun sepertinya semakin santer, Kim Jong Un sedang tidak sehat, sekarat, atau mungkin telah meninggal. 

Artinya, Kim Yong Jong cepat atau lambat akan menjadi pemimpin Korea Utara selanjutnya.

Kim Yong Jong mulai berlatih untuk bicara tentang kebijakan politik dalam negeri dalam hubungannya dengan negara lain dan  tentu saja latihan marah atau mengancam kepada negara lain, sasarannya adalah Korsel.

Sebelum-sebelumnya hal ini sudah terlihat. Bahkan, berdasarkan riset laporan dari US Congressional Research Service (CRS) atau Layanan Riset Kongres Amerika Serikat (AS) disebutkan bahwa Kim Yo-jong adalah di antara kandidat yang paling mungkin untuk menggantikan Kim Jong-un.

Penilaian itu didasarkan akan kiprahnya yang menonjol selama ini, termasuk memainkan peran penting dalam diplomasi yang dilakukan Kim jong Un dalam pertemuan-pertemuan penting negara, seperti pertemuan puncaknya dengan Presiden AS Donald Trump di Singapura dan Vietnam tahun lalu.

Menarik untuk ditunggu bagaimana kelanjutan kisah menarik yang belum berujung dari Korut ini. 

Selama Kim Jong Un tidak benar-benar terlihat sehat, dan beritanya ditutup-tutupi, maka dugaan-dugaan ini akan semakin mendekati kebenaran.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun