Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memahami Denny Siregar

10 Mei 2020   10:55 Diperbarui: 10 Mei 2020   11:02 17183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Denny beralasan tak menghapus cuitan tersebut untuk membuktikan dirinya tak bersalah.

"Karena ingin membuktikan bahwa saya tidak salah. Kalau saya hapus, berarti tuduhan mereka benar. Karena itu, saya mempersilakan Demokrat ambil langkah hukum, biar semua terang," kata Denny kepada wartawan, Sabtu (9/5/2020).

Apakah sikap yang diambil Denny ini tepat? Bukankah menghapus cuitan artinya dapat menyelesaikan masalah? Tentu tidak bisa dilihat secara ringkas sepert itu.

Minimal ada dua alasan yang dapat dikemukakan untuk memahami sikap Denny Siregar ini. Pertama, sebagai influencer dengan pengikut berjubel, mencabut cuitan mungkin terasa haram bagi seorang Denny, karena itu akan mempengaruhi "pemasukan dari  pekerjaannya".

Memelihara follower dan haters adalah seperti sebuah kebutuhan bagi seorang influencer seperti Denny.  Saya pernah membaca artikel di sebuah media tentang perbincangan dengan Denny.

Dalam artikel tersebut,  Denny mengatakan bahwa Haters adalah The Good Marketers. "Karena haters lah saya dikenal di medsos," kata Denny.

Kedua, ada sisi moral yang sedang diperjuangkan oleh Denny. Maksud saya begini, saat ini salah satu pokok yang membuat Denny menjadi public enemy adalah soal Cyberbulling. Pembulian terhadap anak.  

Saya melihat dua kubu yang biasanya kontra, kompak menyatu bahwa jika benar demikian maka Denny memang salah. Bagaimana perasaan seorang ayah, ibu yang terluka melihat anaknya seperti dijadikan sebagai sasaran tembak.

Dari beberapa wawancara, Denny seperti  "menyesal" dan ingin mengatakan bahwa dirinya tidak  sedikitpun bermaksud melakukan hal tersebut.

"Lagian nggak ada tuh saya cyberbullying. Saya lagi nyindir Demokrat, bukan bullying anaknya Annisa. Apalagi dibilang bully anak kecil," Kalau dibaca keseluruhan dengan tidak baperan, itu kan sindiran untuk Demokrat yang dari awal caper dengan lockdown. Demokrat lagi caper, partainya nyungsep," tambah Denny.

Bagi Denny, menilai Demokrat sedang melakukan gesture politik dari postingan tersebut yes, tapi hendak mem-bully anaknya Annisa, no. Untuk yang terakhir ini Denny mungkin baru sadar kemudian.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun