Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masih Ada Valentine di China

14 Februari 2020   20:04 Diperbarui: 14 Februari 2020   20:29 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasangan memakai masker pada Hari Valentine setelah pecahnya virus corona baru di Hong Kong, Tiongkok, Jumat (14/2/2020). (REUTERS/Tyrone Siu)

COVID-19 memang bertambah kejam karena membuat hari kasih sayang  ini terasa sepi dalam diam.

Apakah Valentine benar-benar hilang di China? Sesungguhnya tidak. Kasih sayang itu tidak harus disimbolisasi dengan bunga dan semacamnya, tetapi sesuatu yang dilakukan.

Saya dan pastor lalu bercerita tentang para perawat dan tenaga medis yang tak kenal lelah untuk memberikan waktu mereka untuk merawat pada pasien Virus Corona dengan sepenuh hati. Mereka adalah Valentine itu sendiri.

Mereka hanya gambaran bahwa Valentine itu masih ada di China, bersama dengan orang-orang yang melakukan kebaikan bagi orang lain. Tangan-tangan yang membantu dengan semampunya dalam wabah ini juga menunjukan ada Kasih Sayang dalam gambaran  yang amat humanis di sana.

***

Jika dapat bercermin, sedari awal kisah Valentine memang tidak semanis yang kita bayangkan. Kisah tentang Valentine bahkan dapat dikatakan tragis. Alkisah, pada 14 Februari 278 masehi , seorang pendeta bernama Valentine dieksekusi mati oleh Kaisar Claudius II.

Valentine menikahkan pasangan muda yang saling mencintai ketika Claudius II melarang taka da cinta dan pernikahan zaman itu karena ambisi perangnya. Valentine ditahan dan dihukum, tubuhnya dipukul hingga dipancung. Sebuah tanda membutuhkan pengorbanan demi Kasih Sayang. Konon, Valentine sebelum meninggal membuat catatan perpisahan bagi orang-orang yang dikasihinya  bertuliskan "From Your Valentine".

Hari ini juga, sekitar 3000 pelajar di Thailand berdiri membentuk formasi hati  di sebuah lapangan di Provinsi Ayuthaya dan berteriak bersama " China Terus Berjuang" .

Saya dan pastor lantas merenung, dan mungkin saja  berdoa dalam hati, agar orang-orang yang terus bertahan di sana terus bertahan karena masih ada segunung harapan dan ketulusan cinta  yang hadir hari demi hari bagi mereka.

Saya yakin, cinta itu masih ada. Valentine kembali  hidup dengan cara yang berbeda namun percayalah Valentine hidup dengan cinta yang lebih besar di situasi seperti ini. Cinta itu akan menunjukan kemegahannya di saat situasi seperti itu. Masih ada Valentine di China.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun