Jika Anies terlalu berani mengambil resiko untuk (percaya diri) dan kembali menantang berdebat, maka bisa saja mejadi blunder bagi dirinya sendiri.Â
Inilah yang mungkin saja menjadi alasan Anies untuk memilih berdiam diri daripada bereaksi sama seperti menghadapi persoalan banjir kemarin. Sikap yang dapat dianggap amat tepat, karena situasi ini sebaiknya digunakan Anies untuk menerima sumbang saran, bukan menyumbang perang opini.
Ini baru dari sisi konstruksi. Bagaimana dari sisi lingkungan hidup, sejarah dan pariwisata? Sepertinya ini juga akan menambah pikiran dan beban Anies. Pohon-pohon yang ditebang dan lain sebagainya dianggap belum diberikan penjelasan yang cukup dari pihak Pemprov DKI.
Lalu apa yang diharapkan oleh publik? Komisi Pengarah mestinya dapat memberikan jalan yang terbaik bagi revitalisasi Monas.Â
Jikalau revitalisasi mrmang harus dihentikan, perlu diberikan dalil-dalil yang cukup kuat sehingga persoalan serupa tidak terulang lagi di kemudian hari.
Akan tetapi, Komisi Pengarah juga perlu membantu, jikalau persoalan revitalisasi ini hanyalah soal ijin bukan soal yang lain-lain.Â
Sinergi perlu segera diterapkan ketika tidak ada lagi persoalan prinsipil yang nampak dari soal desain dan sebagainya demi kepentingan publik bukan politik.
Selain itu, tak kalah penting, Anies juga perlu positif dalam menjalani proses ini. Menerima sumbang saran atau rela membuka diri untuk bekerjasama demi mencari solusi yang terbaik.
Jikalau tidak, duel yang dimaksud akan mungkin terjadi lagi. Kontraproduktif bagi branding seorang Anies nantinya.