Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menyoal Amien Rais yang Terkesan Rasis dan Mengatakan Ibu Kota Baru adalah Persembahan untuk Beijing

3 September 2019   20:58 Diperbarui: 3 September 2019   21:00 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amien Rais I Gambar : Tribunnews

"Bukannya membantu, Pak Amien malah fitnah-fitnah presiden maka nuansa rasis lagi (anti-China)," ucap Politisi PDIP, Eva Kusuma Wulandari

Sudah lama dan jarang bersuara sejak Prabowo kalah pada Pilpres lalu, Ketua Dewan Kehormatan PAN  kembali membuat heboh dengan mengeluarkan pernyataan tajam tentang rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan TImur (Kaltim).

Ketika menjadi salah satu narasumber dalam seminar 'Menyoal Rencana Pemindahan Ibu Kota' di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (3/9/2019), Amien Rais mengeluarkan isu bahwa pemindahan ibu kota ini menjadi salah satu bagian dari rencana pengambilanalihan kedaulatan oleh China.

 "Saya pikir ini ibu kota itu mempercepat pengambilalihan kedaulatan oleh Republik Rakyat China. Sekali lagi, Xi Jinping ini lebih hebat dari Mao Zedong," kata Amien.

Bukan itu saja, Amin seperti mempertegas asumsinya bahkan mengatakan bahwa pemindahan ibu kota ini seperti memberikan persembahan untuk Beijing atau China. "Kalau mereka tetap akan mindah ibu kota padahal dipersembahkan untuk Beijing, ini pertanda memang wallahualam," kata Amien.

Tak perlu lama untuk menanggapi pendapat Amien Rais yang terkesan menghebohkan ini. Politisi PDIP, Eva Kusuma Sundari langsung memberikan respon keras dengan mengatakan pendapat Amien Rais terkesan tak masuk akal dan membuat dirinya seperti sudah pikun dan bahkan bernada rasis.

"Kasihan Amien Rais, sudah pikun. Lupa sejarah bahwa Bung Karno (Sukarno) sejak 1957 sudah ingin pindah ibu kota demi simbol visi kepribadian dan martabat bangsa," kata Eva Kusuma.

Eva juga menyayangkan mengapa juga Amien harus memfitnah presiden dan terkesan mengangkat  isu rasisme, karena seperti menyulut kebencian terhadap pemerintah dan etnis tertentu.

"Bukannya membantu Pak Amien, malah fitnah-fitnah presiden maka nuansa rasis lagi (anti-China)," ucap Eva.

Ini bukan sekali dua kali Amien Rais menyinggung China di belakang Jokowi. 

Pada awal Agustus dalam sebuah surat yang dituliskannya dalam diskusi bertema  'Oposisi Tugas Suci Amanat Rakyat 2019' yang diselenggarakan PAN,  Amien Rais mengatakan Jokowi membuat ekonomi Indonesia hancur, menempatkan Indonesia di bawah subordinasi kepentingan China.

Oleh karena itulan, Amien berpikir PAN akan tetap berada di jalur oposisi sepanjang pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin 2019-2024.

Di awal tahun, Amien juga sempat  mengoceh bahwa  melalui inisiatif pembangunan konektivitas infrastruktur global bernama Jalur Sutra Abad Ke-21 alias One Belt One Road (OBOR) besutan Presiden Xi Jinping---Cina tengah melirik Indonesia.

Bukan itu saja isu tentang tentara China yang memasuki Indonesia juga dimunculkan oleh Amien Rais.

Dalam diskusi 'Refleksi Malari Ganti Nahkoda Negeri' di Seknas Prabowo-Sandi, Jl HOS Cokroaminoto No 93, Menteng, Jakarta  Pusat, Selasa (15/1). Amien mengaku pernah dibisiki salah seorang Jenderal TNI supaya peserta aksi bela Islam tak tepancing provokasi karena ada tentara China yang siap mengamankan aksi tersebut jika keadaan berujung tak kondusif.

"Kalau sampai merusak toko dan lain-lain yang amankan bukan TNI, tapi tentara China, yang ada di Indonesia dan ada puluhan ribu pucuk senjata di kota kota besar. Ini bukan hoaks ini bisa dikutip. Jadi saya kalau ngomong ada dasarnya bukan genderuwo, bukan sontoloyo, mari kita tabok, enggak ada," ujar Amien.

Heran juga mengapa Amien getol sekali soal China dan terus menggunakan isu ini untuk menyerang pemerintah Jokowi.

Herannya,  Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Dradjad Wibowo  juga seperti mendukung pernyataan Amien ini, Dradjad mengatakan bahwa  istilah 'persembahan untuk Beijing' tepat. 

Bahkan Dradjad mengatakan bahwa pemindahan ibu kota itu ibarat umpan yang matang untuk China.

"Memakai istilah sepakbola, proyek pemindahan ibukota itu seperti umpan yang sangat matang untuk China. Tinggal disontek sedikit, bola masuk ke gawang lawan. Itu sebabnya pak Amien memakai istilah 'persembahan'," kata Dradjad.

Entahlah bagaimana Dradjad ingin membela Amien, tetapi publik sudah tahu dengan Amien yang kerap senang bermain istilah dan akhirnya bahkan tenggelam atau malu sendiri.  Publik tentu masih ingat istilah "Partai Allah Partai Setan" dan istilah People Power yang akhirnya dirubah Amien Rais karena "ketakutan".

Lalu apa yang sebenarnya dapat dilakukan Amien Rais? Sebagai seseorang yang sudah sepuh, Amien seharusnya dapat  bersikap dan bertindak lebih bijaksana, jangan terus menjadi  penyulut kebencian antar sesama bangsa dan bahakan terus mengecam pemerintah atau etnis tertentu.

Amien perlu merubah pola komunikasi ini dengan lebih berfokus memberikan solusi atau masukan, dan jikalau harus megkritik pun, munculkan isu yang lebih ilmiah dan terkesan masuk akal daripada menyebut hal-hal yang susah diterima publik.  

Hentikan sudah istilah "persembahan untuk Beijing" dan hati-hati dalam penggunaan kata China dalam berbagai tuduhan jika tidak mau dituduh balik berlaku rasis, dan terakhir, jangan juga pernah mengeluarkan atau mendukung isu yang mengatakan ada rudal China yang siap ditembakan dari Beijing ke daerah Ibu Kota baru di Kaltim.

Jika itu dilakukan dan terkesan berlebihan, meminjam kata Amien Rais sendiri, hal itu bisa dianggap Sontoloyo.

Sumber : 1 -2 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun