Berulangkali BPN menolak upaya rekonsiliasi antar elit karena menjaga agar kubu mereka jangan "masuk angin" Â atau berkompromi dengan pihak Jokowi, namun dengan antusias, AHY melenggang ke Istana.
Hal ini seperti pacar yang sudah dilarang untuk ke rumah mantan, tapi memaksakan diri untuk pergi karena sang mantan sedang berbahagia. Sakit hati bukan saja karena sang pacar melanggar peraturan yang dibuat, tapi sakit hati karena peluang sang pacar selingkuh itu terbuka lebar.
"Selingkuh" politik itu biasa. Apalagi untuk Demokrat dan PAN, dua sekutu yang saat ini sering dirumorkan akan berpindah, hal itu jamak dilakukan bahkan disebut telah menjadi gaya berpolitik mereka.
Artinya apa? BPN siap-siap tersakiti. Selain itu, memohon sang "pacar" untuk menceritakan esensi utama pertemuan nanti serasa omong kosong politik lainnya.
Mana mau AHY akan mengatakan bahwa pertemuan itu tanpa maksud politik. PAN saja mengatakan bahwa tidak ada kepentingan politik dalam pertemuan Zulkifli-Jokowi, namun kisruh yang terjadi menyatakan sebaliknya.
Koalisi Prabowo sepertinya harus bersiap kehilangan Demokrat.