Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jika Mo Salah Tetap di Lapangan, Zidane Masih Unggul

28 Mei 2018   22:13 Diperbarui: 28 Mei 2018   22:34 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah memang cedera, tetapi stratefi ZIdane memang ampuh I Gambar : edit dailystar

Ada sedikit penyesalan kala mengingat pertandingan final Liga Champions kemarin. Jujur, saya bukan pendukung fanatik kedua klub, namun saya berada di posisi ingin melihat dua pertarungan pemain terbaik dari dua generasi atau dua benua. Christino Ronaldo melawan Mohamed Salah. Pertarungan yang mengisi headline berita olahraga di berbagai media.

Namun apa yang saya dapatkan? Hanya sekitar 30 menit itu terjadi dari seharusnya 90 menit. Akibatnya, Saya termasuk yang menyalahkan Sergio Ramos karena membuat pengorbanan jam tidur menjadi sia-sia karena membuat Salah cedera bahu dan tidak dapat melanjutkan pertandingan.  Tak ada lagi pertarungan yang digembar-gemborkan itu, mata menjadi hampir tertutup karena bosan dan sedikit terbuka akibat aksi dua orang bernama Loris Karius dan Gareth Bale. Real Madrid menang 3-1 atas Liverpool.

Dari kekesalan yang teramat besar atas tindakan Ramos itu (hingga hari ini), siang tadi seorang teman mengajukan pertanyaan menarik. Bagaimana jika Mohamed Salah masih terus ada di lapangan, apakah saya yakin Liverpool akan menang? Ah, jawaban saya sepertinya sama dengan apa yang dikatakan oleh Juergen Klopp bahwa saya tidak tahu pasti apa yang akan terjadi. Ingat, bahwa saya juga bukan penggemar kedua klub yang bertanding.

Namun saya akan berusaha mengurai kejadian di lapangan dan berusaha menyimpulkan sesuatu untuk menjawab pertanyaan tersebut. Pertandingan di lapangan rasanya berimbang ketika ukurannya adalah jumlah tangisan dari pemain yang tidak dapat melanjutkan pertandingan. Mohamed Salah di kubu Liverpool dan Dani Carvajal  dari Real Madrid. Sampai di detik itu, saya masih merasa semesta belum memihak salah satu kubu.

Namun ketika mengamati strategi pergantian pemain, maka saya semakin sadar bahwa ada yang lebih unggul disini. Ketika Salah terpaksa meninggalkan lapangan hijau, Klopp menggantinya dengan Adam Llana. Apa yang diinginkan oleh Klopp, terus bermain menyerang dengan strategi 4-3-3 dengan menginstruksikan Mane berpindah ke kanan (posisi Salah) dan membuat Llana serta Milner bergantian mengisi sisi kiri.

Klopp tentu berpikir jikalau mendorong Mane ke kanan akan menahan Marcelo agar tidak terlalu overlap ke depan.  Setiap lawan tahu bahwa amunisi Madrid asal Brasil ini akan sangat membahayakan jika ke depan. Selanjutnya Klopp pasti berharap jika Marcelo ke depan, maka akan meninggalkan lubang yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh Mane.

Perhatikan ketika Carvajal cedera, siapa pemain penggantinya? Nacho. Apakah Zidane punya pilihan lain? Ada, pria itu bernama Lucas Vasquez yang cukup berhasil memainkan peran itu sekaligus membuat serangan dari sayap kanan juga bisa sedahsyat Marcelo di kiri.

Apa yang diinginkan Zidane dengan memainkan Nacho yang aslinya adalah seorang bek tengah? Zidane ingin membuat Madrid aman di belakang serta mampu menahan pergerakan sayap dari Liverpool yang memang berbahaya. Berhasil. Apalagi ketika Mane didorong ke kanan, tak ada serangan berarti dari Liverpool dari sisi kiri bahkan Nacho beberapa kali yang mampu membahayakan gawang Karius ketika ikut naik membantu serangan. Babak pertama berakhir 0-0.

Di babak kedua, Zidane dengan cerdas membaca bahwa lini depan Liverpool dipastikan sudah ompong, kecuali Mane yang kadang-kadang terlihat liar. Di luar kesalahan Karius yang membuat Benzema mencetak gol gratisan, Zidane jelas unggul disini. Zidane memasukan Bale untuk menggantikan Isco, Zidane berani mengurangi kepadatan lini tengah Madrid dan berubah dari 4-4-2 menjadi 4-3-3. Saat masih ada Isco, Zidane berusaha mencuri peluang dari tusukan dari tengah, namun ketika Bale dimasukan, Madrid mulai memanfaatkan sisi sayap mereka. Sukses besar.

Apa yang dilakukan Klopp sebagai kontra strategi? Tidak ada! Setelah tahu bahwa Adam Llana hampir tidak berkontribusi dan seperti tak berada di lapangan, seharusnya Klopp lebih cepat memasukan Emre Can untuk menggantikan Llana, jangan Milner yang diganti. Milner itu berjiwa pemimpin dan dapat menaikan semangat ketika timnya ketinggalan.   

Harapannya dengan 4-4-2, Klopp dapat membuat Mane dan Firmino dapat lebih leluasa bergerak di depan dengan lini tengah yang mampu mematikan pasokan bola dari lini tengah Madrid ataupun memback-up bek sayap ketika ditekan lawan. Klopp terlalu terlambat memasukan Emre Can. Namun saya maklum karena kedalaman skuad Liverpool juga bermasalah. Emre Can baru sembuh dari cedera, sedangkan di lini tengah The Reds tidak memiliki pemain dengan kualitas setara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun