Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jangan Paksa Argentina Menjadi Seperti Barcelona, Sampaoli!

29 Maret 2018   15:32 Diperbarui: 29 Maret 2018   19:47 1890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Higuain, Argentina saat dikalahkan Spanyol I Gambar :fulltime

Sampaoli ingin Argentina dapat memainkan tiki taka, namun gagal total. Bahkan  Argentina harus bertekuk lutut terhadap negara tiki taka, Spanyol yang sebenarnya sekarang sudah mulai meninggalkan tiki taka tersebut, namun tetap tampil kolektif dengan ball possesion yang wajar.

Di lapangan Argentina terlanda kebingungan. Banega yang ingin seperti Iniesta, bahkan lebih banyak salah umpan.  Pemain dari klub lokal Argentina  seperti Maximiliano Meza dan Fabricio Bustos bahkan bingung di peran mereka di belakang Higuain.

Meski tampil tanpa Lionel Messi dan itu bisa dijadikan alasan, namun  Sampaoli dan Argentina harus belajar untuk menjadi diri sendiri bukan menjadi Barcelona.

Argentina akan sulit meniru Barcelona ala Spanyol. Apa alasannya?. Argentina dan Spanyol itu karakter bermainnya itu berbeda.  Menurut sosiolog , dosen di Abeerden University sekaligus penulis buku Football, Violence and Social Identity, Richard Giulianotti, cara bermain Spanyol itu dipengaruhi hangat cuaca dan ekologi jazirah di Spanyol. Jazirah Spanyol ini menunjukan seni menguasai bola,  sehingga orang Spanyol mempunyai kosakata istimewa, Posesion, yang tidak hanya berarti  menguasai tapi juga indah.

Jika menggunakan pendekatan tersebut, maka Argentina setidaknya memiliki dua karakter yang saling mendukung satu sama lain. Pertama, Argentina dipengaruhi oleh kultur Italia. Imigran Italia mendominasi gaya sepakbola Argentina karena tinggal di beberapa titik "rumah" sepakbola, seperti di Boca Juniors.

Para pria imigran Italia yang tentu pesolek dan maskulih khas Italia mewarisi perjuangan nenek moyang mereka dengan seni bertahan atau cattenacio. Bahkan orang yang memperkenalkan cattenacio ke seluruh dunia untuk pertama kali adalah orang Argentina bernama Helenio Herrera.

Hal pertama ini berarti, jika berhadapan tim yang agresif, pendekatan untuk bermain bertahan dapat digunakan oleh Sampaoli, karena pemainnya dapat memainkan itu dengan baik. Di daftar pemain ada nama-nama seperti Federico Fazio (AS Roma), Lucas Biglia (AC Milan) dan Diego Perroti (AS Roma) yang akan fasih dengan gaya bertahan.

Kedua, adalah kultur keras dalam sepak bola Argentina. Rivalitas antara Boca Juniors dan River Plate bukan saja menandakan sebuah persaingan keras, tetapi mempertotonkan siapa yang lebih Argentina dari keduanya.

Ketika kedua klub itu berhadapan, maka pembuktiannya bukan saja siapa yang dapat menang, tetapi siapa yang dapat bermain keras dengan gaya Argentina. Nama-nama seperti Diego Simeone, Esteban Cambiasso dan terakhir Javier Mascherano lahir dari gaya bermain seperti ini.

Gaya main Amerika Latin, yang keras. Gaya main yang sebenarnya anti bagi kesebelasan pengagum sepakbola indah seperti Brasil dengan Jogo Bonito atau tiki-taka Spanyol.

Argentina memiliki kekuatan untuk itu. Mascherano masih ada, ada juga Biglia atau Le Celso (PSG). Pemain-pemain ini mempunyai kemampuan memutus permainan indah tim lawan, sambil mengalirkan serangan balik cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun