Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menggugat Jokowinomics dan Lolos Perangkap Pendapatan Menengah

19 Januari 2024   18:39 Diperbarui: 19 Januari 2024   18:44 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertumbuhan Ekonomi
Jokowinomics merupakan tagline yang disematkan kepada Presiden Jokowi saat berkampanye untuk presiden masa jabatan 2014 - 2019 dan salah satu yang digaungkan adalah tingkat pertumbuhan ekonomi 7%. Dengan tingkat pertumbuhan demikian dan Bonus Demografi yang menghampiri populasi Indonesia maka diharapkan Indonesia akan lolos Perangkap Pendapatan Menengah sebelum Indonesia Emas 2045 atau satu abad kemerdekaat NKRI. 

Kenyataannya hampir satu dekade Indonesia di bawah pimpinan Presiden Jokowi catatan pertumbuhan dapat dilihat pada Peraga-1.

Peraga-1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan sekitar Arnold M
Peraga-1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan sekitar Arnold M

Berbagai alasan muncul berkaitan dengan pertumbuhan tersebut seperti situasi ketidak pastian global, pandemi Covid-19, gejolak dan konflik regional serta gejolak perdagangan global dengan harga komoditas yang tertekan. Kondisi demikian secara rerata dialami negara lain seperti negara di kawasan Asia Selatan dan Emerging & Developing Countries Asia namun negara dan kawasan tersebut mampu menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik dan lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Secara rerata pertumbuhan ekonomi era 2015-2022 pada besaran 4.27% lebih kecil daripada era 2004 - 2014 yang berada pada 5,8%. Dengan besaran rerata yang lebih kecil dapat disimpulkan Jokowinomics gagal dongkrak pertumbuhan. Jika rerata pertumbuhan berlanjut maka dapat dipastikan Indonesia masih akan berada pada klasifikasi pendapatan menengah alias dalam perangkap Middle Income. 

Pada Peraga-2 berikut diberikan proyeksi pendapatan dengan 3 (tiga) skenario masing-masing Eagle (Garuda), Butterfly (Kupu-Kupu), Chameleon (Bunglon). Penjelasan tentang skenario ini dapat dilihat pada artikel : Mengarusutamakan Pembangunan Infrastruktur dan Kawasan Perkotaan Indonesia Pasca Jokowi.

Peraga-2 Income Projection - Arnold M 
Peraga-2 Income Projection - Arnold M 

Pembangungan Infrastruktur

Tema Pembangunan Infrastruktur selalu direkatkan dengan Jokowinomics dan pembangunannya gencar dilakukan sejak 2015. Pembangunan infrastruktur yang berkaitan dengan koneksitas dan mobilitas menjadi arus utama juga pembangunan lain serta sarana dan prasarana demi peningkatan pelayanan publik; serta pembangunan sarana dan fasilitas pendidikan dan kesehatan. Tajuk Proyek Strategis Nasional (PSN) sering dilekatkan dengan Pembangunan Infrastruktur.

Hasil dan kinerja kegiatan gencar dalam sektor Infrastruktur dapat dilihat pada laporan LPI (Logistic Performance Indicator) yang diterbitkan World Bank seperti pada Peraga-3. Berdasarkan laporan tersebut terhadap negara sekitar khususnya Asean seperti Singapore, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam peringkat Indonesia berada paling rendah. Dengan demikian muncul pertanyaan : Apakah pembangunan infrastruktur menghadirkan Competitive atau Comparative Advantage ? Justru sebaliknya dan implikasinya pada minat investasi yang mengalir masuk. Dengan demikian efek bangkitan yang dihasilkan dari pembangunan infrastruktur tidak memuaskan termasuk penyediaan lapangan kerja baru; juga harapan dengan kehadiran investasi yang selanjutnya diharapkan berdampak pada pertumbuhan yang berkelanjutan.

Peraga-3 : Logistic Performance Index - World Bank Arnold M
Peraga-3 : Logistic Performance Index - World Bank Arnold M

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun