Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Anomali Para Pembantu Presiden

2 Agustus 2017   17:31 Diperbarui: 4 Agustus 2017   00:17 1528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dare to be Different - https://www.millwardbrown.com

Anomali Daya Beli

Kondisi anomali dikaitkan dengan pemahaman terjadinya penyimpangan atau kejanggalan dan ketidaknormalan dari yang selayaknya. Dalam perekonomian saat ini, penurunan daya beli masyarakat disebut sebagai anomali. Berdasarkan pernyataan pejabat Kementerian Keuangan, kondisi perekonomian Indonesia janggal; Ekonomi RI Janggal, Sektor Ritel Lesu Tapi Setoran PPN Naik. Kutipan pernyataannya : "Pasalnya, menurut data Kementerian Keuangan, perolehan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) hingga semester I-2017 tumbuh 13,5%.

Tingkat perolehan PPN merupakan cermin tingkat transaksi yang terjadi di masyarakat. Artinya, semakin tinggi perolehan PPN, semakin tinggi pula transaksi belanja yang terjadi di masyarakat. "PPN Semester I dibanding 2016 (yoy) naik 13,5%. Artinya transaksi naik enggak tuh? Naik. Kalau enggak ada transaksi enggak naik PPN," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (31/7/2017).

Jika dicermati penjelasan tersebut, seakan tidak benar telah terjadi kelesuan; tetapi peraga berikut ini memberikan gambaran penerimaan PPN dengan waktu 6 (enam) tahun.

Peraga-1 : Penerimaan PPN

Tren Penerimaan PPN terhadap PDB - koleksi Arnold M.
Tren Penerimaan PPN terhadap PDB - koleksi Arnold M.
Dari Peraga-1 ditunjukkan bahwa jumlah penerimaan PPN 2016 lebih kecil daripada 2015; sementara tren rasio PPN terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) turun sejak 2014 dibandingkan dengan tahun sebelumnya (YoY : Year on Year). Hal ini merupakan indikasi penurunan transaksi perdagangan. 

Penurunan daya beli secara tidak langsung dapat dilihat pada penurunan tingkat inflasi. Tetapi dapat juga merupakan implikasi dari kondisi eksternal serta dampak dari kebijakan domestik. Deflasi komoditas global yang telah berlangsung sejak 2011 memberikan tularan pada penerimaan negara dan dunia usaha. Sementara, normalisasi kebijakan The Fed US menimbulkan gejolak dan depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika hingga hampir 50%. Faktor domestik yang menurunkan daya beli adalah kebijakan Tax Amnesty. 

Paradoks Inovasi

Inovasi tidak hanya milik teknologi tetapi berkaitan juga dengan proses bisnis dan produk. Dalam dunia finansial, "inovasi" muncul pada institusi yang melakukan praktek mirip perbankan atau "Shadow Banking"; serta produk berbasis teknologi digital yang dikenal sebagai "FinTech". Kehadiran "shadow banking" semula dianggap akan memberikan dukungan bagi pertumbuhan ekonomi; tetapi beberapa kajian menunjukkan bahwa penyebab krisis finansial 2008 bermula pada pelanggaran dan ketidakdisiplinan dalam "ethics & practices conduct shadow banking"; dan diprakirakan akan berulang (lihat kajian di sini). Berbagai produk FinTech walaupun menjanjikan kemudahan dalam transaksi finansial tetapi masih sarat resiko terutama ancaman "fraud & security".

Pertumbuhan inovasi yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi, sangat kental dengan era Ekonomi Digital dan "Sharing Economy" yang dikemas dalam jargon "Disruptive Innovation". Berbagai produk dan model bisnis dalam industri terutama berbasis layanan, berkembang pesat dan saling bersaing untuk dapat bertumbuh dalam semangat kebebasan berkreasi.

Inovasi pada layanan publik (public utilities atau infrstruktur) hadir melalui pola kemitraan dan semangat inklusif serta menjadi tema dalam pembangunan dan operasionalisasi infrastruktur. Dengan model kemitraan pemerintah yang sebelumnya mendominasi peran penyediaan infrastruktur mengundang pihak non pemerintah dan swasta untuk bekerjasama dengan retang waktu panjang (umumnya di atas 10 tahun).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun