Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kritis dan Jernih terhadap Ekonomi Garuda

6 Mei 2017   08:46 Diperbarui: 6 Mei 2017   18:07 1705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Population - Income - GINI Index : koleksi Arnold M.

GDP Quarterly growth - China India Indonesia UK USA : koleksi Arnold M.
GDP Quarterly growth - China India Indonesia UK USA : koleksi Arnold M.
Sumber informasi : OECD- Statistics  - National Account Quarterly (dengan pengolahan oleh Arnold M.)

Dari Peraga-4, trend pertumbuhan triwulanan China (garis putus cokelat) dan India (garis putus hijau) turun sedangkan Indonesia (garis putus merah) naik walau tipis. Sementara UK pasca Brexit (Juni 2016) mengindikasikan trend naik sedangkan USA masa Presiden Donald Trump (triwulan-I 2017) turun.

Agar perekonomian Indonesia dapat mencapai pertumbuhan 2017 sebesar 5,1% (APBN 2017) atau 5,2%, perlu ekspansi investasi dengan dukungan perbankan dan investasi asing (FDI : Foreign Direct Investment). Dengan peningkatan investasi akan berdampak pada peningkatan konsumsi dan menjamin peningkatan pertumbuhan pada masa mendatang khususnya pada 2018 yang ditargetkan sebesar 5,6%. (Lihat artikel : "Memang Presiden Punya Mau" dengan klik di sini)

Pemerataan dan Pemberdayaan

Masalah pemerataan telah menjadi sorotan sejalan dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Kutipan pernyataan seperti : " ... hampir 50 persen kekayaan Indonesia dikontrol hanya satu persen dari total penduduk" seakan menggambarkan ketimpangan yang lantas memicu kecemburuan sosial. Untuk memahami kondisi tersebut perlu dilihat dengan membandingkannya terhadap kondisi global seperti yang diberikan pada Peraga-5.

Population - Income - GINI Index : koleksi Arnold M.
Population - Income - GINI Index : koleksi Arnold M.
Peraga-5 mewakili gambaran 80% populasi global yang berada pada 35 negara atau hampir 20% dari jumlah negara di dunia (Pareto 80/20 : Populasi Global).

Indonesia dengan populasi sekitar 260 juta jiwa (dalam kategori High > 150 Juta), berada pada peringkat-4, dengan tingkat pendapatan per kapita (Income/Capita - 2016) sebesar USD 3.604 (dalam kategori Mid Low : 2K - 6K USD)  dan indeks GINI (representasi sebaran pendapatan; untuk penjelasannya klik di sini) pada angka 39 (masuk kategori : 33 - 42).

Rangkuman 80% populasi global dengan memperhatikan kategori populasi, tingkat pendapatan, dan indeks GINI diberikan pada Peraga-6

Summary by Category of Population - Income - GINI Index, koleksi : Arnold M.
Summary by Category of Population - Income - GINI Index, koleksi : Arnold M.
Penjelasan. 

Indonesia berada pada kategori populasi High > 150 Juta, dengan kategori tingkat pendapatan per kapita Mid Low : 2K - 6K USD, serta kategori indeks GINI : 33 - 42 (lihat pada peraga dengan "highlight" biru muda).

Dari Peraga-6, 46% (16 negara) berada dalam kategori indeks GINI : 33-42 dan 23% (8 negara) indeksnya lebih rendah sedangkan 31% indeksnya lebih tinggi yang maknanya "gap" pendapatan besar. Dari 8 (delapan) negara dengan populasi > 150 Juta, 2 negara memiliki indeks GINI rendah tetapi tingkat pendapatannya dibawah USD 2 K (baca : USD 2.000); sedangkan 3 (tiga) negara memiliki indeks GINI lebih tinggi dari 42. USA bersama Indonesia dan India berada dalam kategori negara dengan populasi > 150 Juta jiwa dengan kategori indeks GINI : 33-42 dang tingkat pendapatan secara berurutan High (USA), Mid Low (Indonesia), dan Low (India). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun