Mohon tunggu...
Sabarniaty Saragih
Sabarniaty Saragih Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga dengan tiga anak

Tampil apa adanya dan selalu berusaha melakukan yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Air dan Pemimpin

4 Oktober 2020   06:29 Diperbarui: 5 Oktober 2020   13:16 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Memang yang kotor terbuang itu tidak dibayar?" tanyanya lagi.

"Dibayar" jawabku.

"Kita jadi rugi dong, air kotor dibayar. Kenapa sih di sini sering mati air? Tidak enak banget di kampung ini," protesnya.

"Dinikmati sajalah," jawabku datar.

"Siapa sih pemimpinnya?" katanya.

"Pemimpin apa?" jawabku.

"Bos yang mengatur air ini," jawabnya.

"Enggak tahu juga, kita kan masih baru di sini. Lagipula buat apa bosnya?" kataku lagi.

"Harusnya orang-orang di kampung ini datangi bosnya sambil bawa air ini, suruh bosnya minum atau mandi pakai air kotor ini, dia mau enggak? Jangan-jangan pemimpinnya tidak tahu," katanya sambil ngedumel.

"Pasti tahulah, sudah pernah ada yang protes kok. Dengar-dengar karena pipanya rusak, susah mengganti karena hutannya lebat. Kan airnya berasal dari hutan," kataku.

"Masa tidak ada yang bisa benarin? Apa gunanya pemimpin kalau tidak bisa benarin itu?" lanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun