Mohon tunggu...
Arni Nur Unaifah
Arni Nur Unaifah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa S1 Perencanaan Wilayah dan Kota

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perancangan Kota: Dasar-dasar Pemikiran dalam Perancangan Kota

22 September 2022   00:28 Diperbarui: 22 September 2022   00:33 1913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kota merupakan sebuah wilayah luas tempat tinggal beberapa ribu penduduk (Branch, 1992). Suatu kota memerlukan perancangan yang tepat karena perancangan kota memiliki fungsi yang penting.

Beberapa fungsi tersebut antara lain untuk pengelolaan perkembangan dan pertumbuhan suatu kota, serta perubahan sikap bahkan trend dan gaya hidup masyarakat berdasarkan faktor pengaruh. 

Pada umumnya perancangan kota dilaksanakan untuk meminimalisir serta pencegahan masalah-masalah yang akan timbul suatu saat dalam sebuah kota.

Definisi umum dari perancangan kota adalah seni menciptakan, membentuk dan mengatur kota secara menyeluruh namun tetap memperhatikan elemen-elemen dan aspek-aspek perkotaan. 

Perancangan perkotaan berhubungan dengan perencanaan kota, tetapi fokus kepada perancangan fisik suatu tempat dan berhadapan dengan skala yang lebih detail. 

Perancangan kota atau terkadang dikenal dengan sebutan Urban Design mencakup banyak disiplin ilmu diantaranya adalah perencanaan, pengembangan, arsitektur, landscape, teknik, ekonomi, juga hukum.

Terdapat banyak teori urban design menurut para ahli, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Teori Jane Jacobs (1961)

Dalam bukunya "The Death and Life of Great American Cities",  kota berdasarkan multiple uses (multifungsi) akan menghasilkan keberagaman dalam ekonomi dan sosial. Kawasan perkotaan hendaknya punya beberapa prinsip arsitektur dalam skala makro, jika tidak maka akan timbul masalah yang cenderung negatif dalam kehidupan masyarakat. Hal tersebut dapat menyebabkan kehidupan dan kualitas masyarakat perkotaan terhadap tempat dan lingkungannya akan menurun.

2. Teori Gordon Cullen (1961)

Gordon Cullen adalah pencetus "Serial Vision" yang menyebutkan bahwa urban landscape terdiri dari gabungan beberap ruang yang berhubungan.

3.Teori Gehl "Life Between Buildings" (1971)

Teori ini menekankan bahwa kehidupan antar dimensi arsitektur layak mendapatkan perawatan lebih hati-hati dikarenakan disitulah interaksi sosial, persepsi, rekreasi perkotaan dan pengalaman indrawi kehidupan kota berlangsung. Hal itu adalah sesuatu yang vital dan proses perencanaan harus dimulai dengan memahami ruang-ruang antar gedung-gedung.

4. Teori Kevin Lynch (1972, 1984)

Dalam bukunya yang berjudul "Good City Form dan Image of The City" , desain suatu situs berhubungan dengan tiga elemen. Elemen tersebut adalah pola aktivitas, pola sirkulasi dan pola dari bentuk yang dapat mendukungnya.

5. Teori William Holly Whyte (1980)

Whyte adalah seorang mentor Proyek Ruang Publik. Ia sangat menekankan pada teori perancangan ruang publik yaitu Bottom-Up. Menurutnya kehidupan sosial di ruang publik menyumbangkan kualitas hidup yang fundamental bagi individu dan masyarakat. Masyarakat harus mempunyai tanggung jawab moral untuk menciptakan tempat dalam masyarakat dan interaksi antar komunitas.

6. Teori Hamid Shirvani "Urban Design Process" (1985)

Hamid Shirvani mengemukakan delapan elemen untuk membentuk suatu kota. Elemen-elemen tersebut antara lain; Land Use (penggunaan lahan), Building Form and Massing (Ketinggian bangunan, sempadan, area terbangun, hubungan antar masa bangunan), Circulation and Parking (arag pergerakan, beban dan daya tampung jalan serta parkirannya), Open Space (taman dan alun-alun, elemen ruang terbuka, ruang terbuka lain), Pedestria  Ways (jalur pejalan kaki beserta sirkulasinya), Activity Support (elemen pendukung penggerak aktivitas), Signage (penanda), dan yang terakhir adalah Preservation (penjaga keberlangsungan aktivitas).

7. Teori Buchanan (1988)

Urban Design sebagai tempat untuk mendeskripsikan ranah publik. Menurutnya, setiap wilayah memiliki kualitas keunikan tersendiri yang harus diperhatikan oleh seorang perancang kota. Perencanaannya mencakup seluruh kota dan sekeliling kawasan termasuk pola tata guna lahan, nilai lahan, topografi, microclimate, sejarah, sosial budaya dan pergerakan dalam kota.

8. Teori Loukaitou-Sideris dan Banerjee (1988)

Urban Design berkaitan dengan ketersediaan ruang publik. Ruang Publik idealnya adalah mimbar politik, semacam ruang pertemuan bagi semua jenks interaksi dan komunitas sosial penghuni kota.

Seorang perencana wajib memahami pentingnya Urban Design agar dapat mengetahui batasan atau lingkup kerja perencana, urban designer, dan arsitek. Selain itu adalah untuk mengetahui implementasi produk perencanaan dua dimensi ke dalam wujud tiga dimensi atau gambaran nyata produk suatu rencana tata ruang.

Perancangan perkotaan mencakup aspek pengelolaan berupa implementasi dari aspek administrasi (organisasi atau lembaga, dan strategi pengimplementasian), aspek regulasi (pradana hukum), aspek finansial (strategi pemasaran), dan keterlibatan stakeholders (peran berbagai pihak yang terlibat).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun