Mohon tunggu...
Arnando
Arnando Mohon Tunggu... Pelajar Vokasi Jurusan Akuntansi

Seorang siswa yang memiliki hobi menulis dan minat terkait dengan ilmu ekonomi. Tak sekadar menulis, tetapi juga menghidupkan cerita lewat fakta dan data.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Ketika Seorang Siswa Menjawab Stigma Lewat Gerak

9 Juni 2025   01:24 Diperbarui: 9 Juni 2025   01:30 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Latihan Tari Saman, Tamini Square, Jakarta Timur, Sabtu (31/05/2025) Foto: Arnando 

Sebagian masyarakat, terutama yang belum akrab dengan seni tradisi, masih menyimpan stigma terhadap penari pria, termasuk penari Saman. Mereka mengaitkan tari dengan femininitas, seolah gerak tubuh yang lentur atau ritmis hanya layak dilakukan oleh perempuan. Padahal, tari Saman sebenarnya dibawakan oleh sekelompok pria dan tari Saman yang dibawakan oleh sekelompok perempuan disebut Tari Ratoh Jaroe. Kesalahan Interpretasi inilah yang membawa stigma buruk terhadap penari Saman.

 

"Setau saya penari Saman itu dibawakan oleh perempuan, bukan laki-laki," ujar Siti, saat diwawancarai Kamis (29/05/2025). 

"Kesalahpahaman antara tari Saman dan tari Ratoh Jaroe, orang menganggap bahwa suatu kelompok yang duduk berbanjar disebut tari Saman. Padahal banyak sekali tari duduk di Provinsi Aceh itu sendiri. Tari Saman hanya menggunakan vokal suara tanpa diringi alat musik rapai dan syeh," ujar Said Ahmad, pelatih Duta Saman Institute saat diwawancarai Sabtu (31/05/2025).

Ritme Budaya dari Lantai 3 Tamini Square

Latihan Tari Saman, Tamini Square, Jakarta Timur, Sabtu (31/05/2025) Foto: Arnando 
Latihan Tari Saman, Tamini Square, Jakarta Timur, Sabtu (31/05/2025) Foto: Arnando 
Di lantai tiga sebuah mal di Jakarta Timur. Didalam ruangan yang sedikit panas, lantai yang diselimuti oleh matras. Bergema oleh hentakan tangan dan suara dada yang dipukul berirama. Di tengah barisan para penari muda, seorang siswa bernama Ayers Athallah Ahmad tampak duduk bersimpuh, tubuhnya tegak, matanya fokus ke depan. Bersama rekan-rekannya di bawah bimbingan Duta Saman Institute, Ayers sedang berlatih tari Saman Kreasi.

Mereka mengulang-ulang gerakan menepuk dada, paha, kecepatannya bertambah secara eksponensial. Keringat membasahi tubuh mereka, tetapi tak satu pun dari mereka mengeluh. "Ketika salah satu dari mereka salah, maka semuanya kami anggap salah. Sehingga mereka terbangun kebersamaannya," jelas Said Ahmad, pelatih Duta Saman Institute.

Yang membuat latihan ini unik bukan hanya gerakan yang kompak, tapi juga lirik yang mereka lantunkan. Selain syair Gayo yang mendayu, terselip lirik kreasi yang menggema penuh semangat. 

"Pancasila dasar negara, burung Garuda sebagai lambangnya,

Bhinneka Tunggal Ika walau berbeda tetap satu jua, 

Indonesia beragam budaya, Bapak Fadli Zon sebagai menterinya, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun