Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tumbal Arwah Jelangkung - 9

6 Maret 2016   19:25 Diperbarui: 6 Maret 2016   20:20 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

                Ibu Hesty sudah meletakkan segelas teh manis panas dan tiga lapis brownies di atas sebuah piring keramik, “Ayo dimakan.” suruh ibu Hesty lembut.

                Donni mengalihkan perhatiannya ke hidangan yang sudah disuguhkan, membuat rasa lapar yang menggerayangi lambungnya, harus segera dipuaskan. Donni meraih gelas dan meniup uap panas yang masih mengepul di atasnya. Ketika dirasakannya sudah agak dingin, ia menyeruput pelan-pelan teh manis yang berada di dalam gelas. Begitu dahaganya terpenuhi, tangan kanan Donni mengambil selapis brownies dan dikunyah penuh penghayatan.

                “Jadi, apa tujuanmu datang ke rumah ibu, Donni?”

                Brownies yang tinggal setengah itu, langsung dilahapnya cepat. Donni tak ingin berbicara dengan mulut penuh makanan—itu sangat tidak sopan.

                “Apakah Lina ke sini, bu?”

                Bu Hesty mengernyitkan alisnya hingga bertaut pada ujungnya, “Lina? Jadi, kamu tahu kenapa Lina tak musuk hari ini?”

                “Errr, saya sempat ke rumahnya untuk menjenguknya. Dan ibunya bilang, ia sudah tak sadarkan diri sejak kemarin, tapi—” Jelas Donni.

                “Astaga! Kenapa bisa begitu?”  potong bu Hesty. Ia tersentak mendengar anak didiknya  tidak sadarkan diri tanpa diketahui apa penyebabnya.

                “Tapi, dia kabur dari rumah.“

                Kali ini ibu Hesty tak berkomentar. Keduanya sama-sama bungkam. Donni masih menunggu apa reaksi yang ditunjukkan ibu Hesty.

                “Apa yang membuatmu berpikir Lina bisa berada di sini?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun