Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tumbal Arwah Jelangkung - 6

22 Februari 2016   18:43 Diperbarui: 22 Februari 2016   19:02 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

TIIITTT! TIIIITTTTTT!!!

Diliriknya jam tangan yang melekat di tangannya. Sudah setengah jam, Sofia berpisah dengan suaminya. Rasa rindu terendap di dadanya begitu dirinya melambaikan tangan tanda perpisahan untuk beberapa minggu, mungkin beberapa bulan lamanya. Ia berdoa agar pesawat terbang yang ditumpangi suaminya, selamat sampai tujuan. Sofia beranjak pergi dari ruang tunggu pesawat menuju tempat parkir.

Butuh waktu lima belas menit, berjalan dari ruang tunggu menuju tempat parkir. Bandara berlantai tiga ini dihubungkan dengan eskalator dan lift. Ruang tunggu pesawat berada di lantai tiga. Sofia memilih menuruni eskalator. Ia sekilas mengamati bangunan megah yang terdapat di dalam bandara. Pilar-pilar kokoh dan cukup kuat sanggup menahan pondasi lantai yang dilapisi beton. Bagian dalam bandara memiliki ruangan ekstra luas. Banyak sekali toko-toko dan kafe yang dibangun oleh pihak bandara. Taman kecil terdapat di bagian tengah setiap koridor bandara.

Untunglah, suasana tempat parkir tidak terlalu ramai. Sofia memarkirkan mobilnya di antara himpitan empat mobil Kijang dan Sport. Sofia memasuki sebuah mobil Xenia hitam berplat BK 596 TAT kemudian menjauh dari sana. Ia tak menyadari, sepasang mata mengawasinya dari kejauhan saat ia keluar dari tempat parkir.

“Kau akan pergi menyusul anakmu, Sofia.“

Wanita yang berada di dalam mobil Avanza putih, menyimpulkan senyuman culas seraya mendorong persneling, menyusul mobil Sofia.

Untuk mengusir rasa sepi, Sofia memasukkan flashdisk ke dalam USB untuk memutar musik. Lagu-lagu lawas yang ditembangkan penyanyi terkenal di zamannya, membuat keresahan yang memenuhi hatinya hilang sesaat. Ia tampak menikmati alunan nada indah sambil menyetir mobilnya. Sofia melihat sekilas kaca spion kanannya. Sebuah mobil Avanza APV putih berada di belakangnya. Ia tak mau memperdulikannya dan tetap berkonsentrasi pada kemudinya.

Lama-kelamaan, Sofia mulai menyadari bahwa mobil yang berada di belakangnya itu, terus saja mengikuti dan mengejar dirinya. Ia menambah kecepatan mobilnya, menaikkan tuas persneling menjadi empat speed. Sofia cemas jikalau orang yang berada di belakangnya adalah perampok atau penculik.

Mobil itu terus saja melaju cepat mendahului mobil Sofia. Dan, ia sudah berada di sampingnya. Sang pengemudi misterius membuka setengah kaca mobilnya. Ia menampakkan dirinya di hadapan Sofia.

“Siapa kamu? Kenapa kamu mengikutiku?!“ tanya Sofia keras. Ia harus membagi dua perhatiannya—ke arah jalan dan ke arah pengemudi misterius.

Sang pengemudi melepas kacamata hitam dan babushaka yang menutupi wajahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun