Mohon tunggu...
Dicky Armando
Dicky Armando Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Hamba Allah subhanahu wa ta'alaa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membela Anak Sesuai Porsi

7 Maret 2021   22:12 Diperbarui: 7 Maret 2021   22:49 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Pixabay.com

Saya sudah tahu akhir dari jalan cerita ini. Sebagai penutup kunjungan, saya menunjukkan foto-foto terbaru adik saya yang penuh luka.

"Barangkali bisa mengetuk hati dan rasa kemanusiaan kalian berdua," kata saya.

Mereka berdua hanya memperhatikan foto-foto tersebut dan diam. Saya mengulangi pertanyaan, "Tidak ada bantuan?"

Gelengan kepala mereka serentak.

"Baik saya pamit, semoga kita semua mendapatkan hikmah dari semua ini," pungkas saya sambil berdiri dari sofa menuju pintu keluar.

Arti dari kalimat saya sebenarnya adalah semoga kalian mendapatkan balasan yang sekeras-kerasnya jika di mata Tuhan kalian bersalah.

Potensi penolakan seperti ini memang sudah saya prediksi akan terjadi, dan bahkan bisa terjadi kepada siapa pun. Inilah hidup, tidak semua berjalan sesuai harapan.

Andai saja keluarga saya bisa "menjadi lebih kejam", barangkali hal ini akan berbeda. Kami akan berada di atas angin saat negoisasi. Sayang sekali, bapak saya bukan tipe yang haus kemenangan dengan cara seperti ini. Sayang sekali.

***

Sampai di rumah, masih dengan rasa kesal di hati, saya sangat tertarik dengan reaksi ibu si F. Cara-nya membela dengan mengesampingkan fakta-fakta yang ada. Seingat saya dulu ketika masih kecil, ibu saya selalu memarahi atau menyuruh saya meminta maaf jika melakukan kesalahan terhadap orang lain. Sekarang pun masih begitu.

Jadi, terlepas dari kasus tabrakan ini, saya menyadari ada sesuatu yang salah. Pada artikel yang diterbitkan oleh JawaPos(dot)com, berjudul "Benarkah Sikap Membela Kesalahan Anak? Simak Penjelasan dari Ahlinya", dijelaskan oleh Dr.dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB bahwa sikap pembelaan tersebut bisa merugikan anak. Pasalnya, anak-anak selalu merasa apa yang dilakukannya benar. Padahal sang anak memang harus dilatih untuk siap bertanggung jawab atas kesalahan yang dibuatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun