Mohon tunggu...
Dicky Armando
Dicky Armando Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Hamba Allah subhanahu wa ta'alaa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pramugari Panggilan

13 Desember 2019   13:47 Diperbarui: 13 Desember 2019   13:44 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Pixabay.com

Semua kamera dan alat perekam yang dimiliki Regina berfungsi dengan baik, ia mendapatkan bukti yang tak terbantahkan, namun masih belum puas hatinya. Setidaknya ada tiga bukti, begitu pikirnya.

***

Cukup lama Regina menunggu kesempatan untuk memata-matai Wika lagi. Kesempatan itu tiba di suatu pagi yang mendung. Cuaca seperti ini memang cocok untuk bergulat di atas ranjang. Regina tak sabar bukti apa yang akan didapatkannya nanti.

Pengintaian kali ini, Regina tidak sendiri. Ia mengajak beberapa rekan kerja dan direktur utama perusahaan yang cintanya pernah ditolak oleh Wika. Mereka bermaksud untuk menangkap basah perempuan malang itu.

Dandanan Wika jika berada di luar lingkungan kerja biasa saja, meski ia tetap cantik mengenakan apa pun di tubuhnya.

"Coba lihat itu, Kawan! Dia berdandan seronok!" ujar Regina dengan nada tinggi kepada teman-temannya di dalam mobil. Sang Direktur Utama mengangguk setuju, ia masih sakit hati karena cintanya ditolak.

Abang ojek yang mengantar Wika menghentikan motornya di sebuah bangunan ruko berukuran besar. Seorang pengusaha kaya menjadikannya toko yang menjual keperluan konstruksi sekaligus tempat tinggal. Kebetulan hari itu ia sedang meliburkan semua karyawannya.

Begitu Wika masuk ke dalam. Regina beserta "pasukan-nya" segera turun dari mobil. Mereka menunggu selama sepuluh menit sebelum akhirnya menggedor pintu ruko dengan keras sambil berteriak.

Si Pengusaha Kaya keluar dari ruko dengan wajah terheran-heran, dan ia sedang tidak mengenakan baju, hanya celana pendek. Melihat hal iitu, Regina segera memaksa masuk diikuti oleh yang lainnya.

Begitu mereka menemukan Wika, semua orang terkejut. Si Direktur Utama menutup matanya, mungkin karena malu. Terlihat Wika sedang mengepel lantai dan membersihkan dapur yang kotor. Dapur milik si Pengusaha Kaya memang harus segera dibersihkan, malam tadi ia berpesta dengan semua karyawannya karena berhasil memenuhi target penjualan bulan ini, sementara ia tak punya pembantu.

Wika telah memasang iklan di berbagai koran. Ia menjalankan bisnis jasa pembersihan rumah, oleh karena itu, jika waktunya bertepatan ketika berada di rumah, maka Wika segera menuju ke rumah klien. Uang hasil kerja sebagai "Pramugari Panggilan" digunakannya untuk membiayai keempat adiknya yang masih kecil sekaligus membayar warisan utang keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun