Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Harlah Ke-2 Paguyuban Warga Nganjuk (Pawang) di Bali

23 April 2019   22:17 Diperbarui: 23 April 2019   22:23 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(SUMBER FOTO : DOK.HUMAS PAWANG BALI)

Mangupura (Badung) -- Paguyuban Warga Nganjuk (Pawang) di Bali merayakan hari jadinya ke-2. Kegiatan perayaan hari jadi Pawang ke-2 diselenggarakan pada hari Sabtu (20/04/2019) pukul 07.00 wita hingga selesai di The Sila's Bedugul Bali. Kegiatan ini diikuti oleh ratusan warga Asli Nganjuk yang merantau di Bali. Tema yang diangkat perayaan kedua Pawang Bali adalah "Dengan Semangat Menyawa Beraya Kita Pererat Tali Persaudaran dan Selalu Menjunjung Tinggi Persatuan dan Kesatuan. 

Warga Pawang Bali ke lokasi kegiatan disiapkan Bus oleh Panitia dan ada yang menggunakan kendaraan pribadi. Acara kegiatan disisi dengan Sambutan Panitia, Sambutan Ketua Pawawang Bali, dan Doa. 

Tak kalah seru berbagai loma khas acara 17 Agustusan memeriahkan acara hari jadi Pawang Kedua seperti lomba pindah bendera, lomba balap bakiak, lomba balap kelereng, lomba tarik tambang, dan lomba kursi ajaib. Hiburan musik electone dari grup musik lokal Edy and Band menambah kebersamaan solidaritas warga Pawang Bali.

Pawang Bali didirikan dengan misi yang begitu mulia yakni Menyama Braya untuk memepererat tali persaudaraan  demi terwujudnya jalinan silaturahmi antar warga Nganjuk yang merantau di Provinsi Bali. Misi Paguyuban ini tertuang dalam empat butir yang wajib dipahami oleh setiap anggota. Pertama, meningkatkan rasa sosial kemasyarakatan antar sesama anggota bila ada yang terkena musibah, maka saling bantu untuk meringankannya. Kedua, menjaga toleransi antara umat beragama.

Lanjut landasan ketiga adalah saling asah, asih dan asuh. Saling asah mempunyai makna saling bertukar ilmu satu sama lain. Saling Asih mempunyai makna saling mengasihi dan mencintai satu sama lain dengan tulus dan ikhlas. Saling Asuh bermakna saling peduli dan mempunyai rasa solidaritas yang tinggi.

Terakhir, landasan yang harus dimengerti oleh setiap anggota ialah  dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung yang mempunyai makna menjunjung tinggi keberagaman dan perbedaan serta menghormati adat istiadat masyarakat Bali.

Anggota Pawang Bali Bidang Agama, H Solikin mengatakan bahwa dengan hadirnya Pawang Bali dapat berkontribusi membangun Provinsi Bali melalui kerukunan umat beragama dan semangat  nasionalisme

"Kedepannya Pawang Bali bisa menjaga  kerukunananatar umat bergama  untuk menggapai ridhaNya dalam keberagaman Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Darma Magrwa dalam wadah Pawang Bali. Selain itu juga NKRI sebagai naungan warga Pawang Bali untuk menuju masyarakat yang adil, sejahtera, dan makmur" jelasnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun