Tulisan ini bisa jadi tidak cocok dengan pembaca anggota Datsun Club atau semacamnya. Tulisan ini adalah editan dari tulisan saya sebelumnya, yang bertujuan untuk melengkapi. Saya menulis tentang mobil ini semata-mata karena pengalaman dan kritikan untukkemajuan dunia otomotif. Mendengar Datsun, saya teringat nama besar Carlos Ghozn yang dinobatkan sebagai The Business Man 2002, terlepas kasus korupsinya yang bermasalah di Jepang, dia adalah sosok yang hebat, sehingga saya tertarik untuk merasakan "karyanya", disamping pengalaman sempat beberapa kali pakai mobil Nissan Livina milik teman yang enak dikendarai. Atas pertimbangan tersebut akhirnya Dua Bulan lalu (2014), saya memesan Datsun Go di Dealer Nissan Datsun Kudus Jawa Tengah. Sebenernya saat coba duduk diruang kemudi sudah merakan janggal, driving position yang tidak manusiawi dan tidak nyaman. Tapi diyakinkan salesnya (Indri) bahwa Datsun Go ok.
Selanjutnya saya membayar DP, serta sekitar 2 minggu kemudian unitnya sudah ready. Namun setelah mengamati dan melihat lebih teliti mobilnya saya makin ragu akan kualitas dan kenyamanan Datsun Go. Singkat cerita sampailah mobil tersebut masuk garasi rumah. Setelah pakai beberapa hari aduuuuh mintaa ammmpuuuun ini mobil..... Nyupir dibalik kemudi Datsun terasa gak ada nikmatnya, berasa naik "gerobak" dan jauh lebih enak nyupir Honda Ferio 1996. Setelah cari referensi kesana kemari, saya baru tahu bahwa: DATSUN GO BUKAN UNTUK ORANG INDONESIA, TAPI HANYA COCOK UNTUK ORANG INDIA yang tingginya diatas 178 cm. Yaa... karena Datsun Go lahir di India, dan disesuaikan dengan karakter orang India, BUKAN ORANG INDONESIA. TERIMAKASIH Datsun, atas pengalamannya yang mengecewakan.