Mohon tunggu...
Arma Setyo Nugrahani
Arma Setyo Nugrahani Mohon Tunggu... Administrasi - berjuang menjadi seorang istri dan ibu yang membahagiakan dirumah dan teman belajar yang menyenangkan di sekolah

Ciptakan Bahagiamu Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Penyesalanku Menjadi Seorang Guru

3 Mei 2019   22:40 Diperbarui: 3 Mei 2019   22:41 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menjadi seorang guru adalah hal yang begitu aku nantikan. Mungkin salah satunya karena ibuku adalah seorang guru. Namun lebih banyak pada penggalan hidup yang mengharuskanku harus berbagi banyak hal dengan orang lain. apakah arti seorang pembicara tanpa seorang pendengar bukan. dan menjadi seorang guru membuat suaraku terdengar oleh orang lain, bahkan ada perhatian seisi kelas hanya tertuju padaku. hehe

Seriusly..

Menjadi guru adalah jalan hidup. Seumur ini aku sudah menyaksikan banyak sekali sarjana dalam bidang keguruan yang kemudian tak melanjutkan pekerjaan sebagai seorang guru. Ada di antaranya yang terang-terangan menyangsikan pilihanku untuk menjadi seorang guru.benar saja. ada banyak teman lulusan keguruan yang lulus. kebanyakan lebih berminat pada bidang yang lain. dari pada harus menempuh jalan panjang menjadi seorang guru. 

namun lebih jauh aku telusuri. ada hal lain yang menyesakkan dada. hal yang yang membuat aku menyesal menjadi seorang guru. sekali lagi aku tegaskan, mungkin anda mengira ada salah baca. iya aku MENYESAL menjadi SEORANG GURU. 

etsss.... nampaknya anda harus membaca uraian penjelasan saya atas pernyataan yang anda baca di atas..

Ini adalah tahun ke TIGA  aku menghadapi WISUDA kelas XII..namun nampaknya ini yang begitu menyesakkan dada. mereka yang berada di kursi wisuda itu adalah siswa dan siswi yang tiga tahun ini bersamaku menapaki dunia baru setelah rumah. MENYESAL harus selalu melepaskan mereka. melihat mereka wisuda dengan bahagia namun rasa tak mau di tinggalkan oleh siswa dan siswi itu. 

Siswa dan siswi yang kini duduk di acara wisuda itu adalah mereka yang memperkenalkan aku untuk melawan rasa gugupku di depan kelas. 

dengan atau tidak tahu-nya mereka membagi dunia mereka dengan jutaan kata, rangkaian cerita dan ribuan kenangan yang selalu mengisi hari hariku.

Siswa dan siswi yang duduk di kursi wisuda itu adalah mereka yang selama tiga tahun ini tertawa oleh gurauan garingku di depan kelas atau sekedar tertawa kecil melegakan

siswa dan siswi yang kini di wisuda itu adalah mereka yang mengajariku bahwa aku pernah menjadi bagian hidup mereka selama tiga tahun ini.

bahwa mereka pernah jadi bagian dari hidupku. bahwa tawa mereka pernah mengisi siang lelahku.. sore penatku.. bahkan tengah hari yang begitu diserang kantuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun