Mohon tunggu...
Arlini
Arlini Mohon Tunggu... Penulis - Menulis berarti menjaga ingatan. Menulis berarti menabung nilai kebaikan. Menulis untuk menyebar kebaikan

ibu rumah tangga bahagia, penulis lepas, blogger, pemerhati masalah sosial kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Warna-warni Tradisi Ramadhan di Medan

9 Mei 2019   11:29 Diperbarui: 9 Mei 2019   12:39 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Picture by Analisadaily - Harian Analisa 

Jutaan muslim yang tersebar di berbagai belahan dunia memiliki tradisi tersendiri dalam mengisi bulan Ramadhan. Termasuk Indonesia, dimana tiap wilayahnya memiliki keunikan masing -- masing dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. Di Medan khususnya, daerah tempat tinggal saya ada beberapa kebiasaan yang dijalankan di bulan penuh berkah ini.

Pertama, tradisi tadarrus al qur'an. Jika di luar Ramadhan ritual membaca al Quran lebih bersifat personal, namun berbeda di bulan Ramadhan. Aktivitas membaca al Quran lebih semarak dengan adanya kegiatan tadarrus atau ngaji al quran beramai -- ramai di mesjid. Di daerah tempat tinggal saya biasanya kaum ibu dan bapak membimbing anak -- anak mebaca al Quran usai salat tarawih. Sementara para ibu sendiri tadarrus usai salat subuh.

Kedua, tradisi meramaikan mesjid. Semangat keislaman umat makin hari memang makin meningkat. Alhamdulillah. Aktivitas kajian -- kajian Islam marak dan muslim yang hijrah untuk lebih baik pun makin banyak. Mesjid -- mesjid pun lebih ramai.

Namun di luar Ramadhan hanya mesjid -- mesjid tertentu yang ramai dengan ibadah dan pengajian. Umumnya yang ramai adalah mesjid -- mesjid besar seperti Mesjid Agung. Namun di bulan Ramadhan hampir semua mesjid di sekitar saya ramai oleh anak -- anak kecil hingga remaja. Mereka belajar al Quran, mengaji sendiri -- sendiri, ikut bantu -- bantu membersihkan mesjid ataupun sekedar bermain di Mesjid. Mereka betah berlama -- lama ada di mesjid. Melihatnya hati menjadi sejuk.

Ketiga, tradisi membangunkan sahur. Kalau puasa di luar Ramadhan maka kita butuh bantuan alarm untuk membangunkan. Tapi di bulan Ramadhan tanpa alarm pun kita tidak perlu khawatir kesiangan bangun sahur. Karena masyarakat kita peduli pada momen satu ini.

Tiap daerah saya kira punya cara unik membangunkan kita untuk sahur. Kalau di Jawa cukup unik ya membangunkan sahur dengan memainkan berbagai alat musik. Beramai -- ramai pemuda setempat berkeliling sambil memainkan alat musik. Kalau di Medan inisiatif membangunkan sahur dilakukan oleh pengurus mesjid. Sekitar pukul tiga pagi akan terdengar suara memanggil untuk sahur dari microfon mesjid. Dari suara yang lembut hingga keras diperdengarkan. Emak -- emak kaya saya ini pun terbantu dengan cara itu karena ritual menyiapkan sahur teratur.

Keempat, tradisi buka bersama. Kalau berbuka puasa bersama saya kira menjadi tradisi yang jamak dilakukan di mana mana. Termasuk di Medan. Kalau sudah sore jalanan macet dan berbagai tempat makan ramai dengan acara buka bersama. Biasanya reuni sekolah juga sering diadakan di momen buka puasa.

Kalau saya sendiri kurang suka dengan buka puasa bersama yang diadakan di luar. Sebab seringnya sebagian kita justru fokus pada buka puasanya dan meninggalkan salat. Seperti Ramadhan Fair yang terletak persis di Mesjid Raya Medan. Sepengamatan saya ketika berbuka disana, kurang dari lima puluh persen orang yang sehabis berbuka salat ke mesjid. Salat maghrib tinggal, tarawih apa lagi. Miris.

Kelima, tradisi berbelanja persiapan Idul Fitri. Kalau dua minggu pertama rata -- rata mesjid masih ramai dengan aktivitas ibadah. Namun dua minggu berikutnya justru pusat perbelanjaan yang ramai. Begitulah kondisi di Medan. Kalaupun ada mesjid yang ramai dengan aktivitas i'tikaf, maka itu hanya beberapa mesjid besar saja. Seperti Mesjid al Jihad Medan Baru yang memang tidak pernah sepi pengunjung.

Kalau menurut saya, mending pakaian baru untuk idul fitri disiapkan sebelum Ramadhan. Agar di bulan Ramadhan dapat fokus beribadah. Namun sepertinya memang sudah menjadi tradisi meramaikan pusat perbelanjaan di akhir -- akhir Ramadhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun