Mohon tunggu...
Arkilaus Baho
Arkilaus Baho Mohon Tunggu... -

Kutipan Favorit: DIATAS BATU INI SAYA MELETAKAN PERADABAN ORANG PAPUA, SEKALIPUN ORANG MEMILIKI KEPANDAIAN TINGGI, AKAL BUDI DAN MARIFAT TETAPI TIDAK DAPAT MEMIMPIN BANGSA INI, BANGSA INI AKAN BANGKIT DAN MEMIMPIN DIRINYA SENDIRI.Pdt.I.S.Kijsne Wasior 25 Oktober 1925

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Komdis Hukum Persipura " Siapa Hukum Siapa"?

13 Januari 2012   14:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:56 1018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Setelah tiga kali penundaan hukuman, Komisi Disipilin kubu Johar Arifin menyelesaikan hukuman terhadap klub-klub yang tidak ingin terlibat dalam kompetisi IPL. Persipura telah di hukum. Selain denda 500 juta, turun divisi utama tahun depan dan larangan transfer pemain.

Menjadi juru kunci dari 14 klub lainnya yang sudah mendapat hukuman. Persipura sendiri sudah sejak awal turut dalam Komite Penyelamat Sepak Bola ( KPSI ). Rumahnya Persipura bukan lagi PSSI yang sekarang kasi hukuman, tetapi PSSI ( KPSI ). Maka itu menjadi tanda tanya dengan hukuman PSSI-Johar, lalu siapa hukum siapa?.

Dua bendera sepak bola ditanah air pertama kali muncul disaat kelompok 78 dengan liga primer. Tra beres kemudian sekarang dua bendera yang sama masih ada di Indonesia. Jamannya kubu ISL berkuasa dulu, sanksinya terlalu tegas, sampai ada pemecatan klub seperti persibo bojonegoro. Jamannya IPL sekarang, sanksi berupa denda. Semoga kedepan kubu mana pun yang kendali PSSI ini tidak mengulangi gejolak yang sama.

Khusus untuk Persipura saat ini mereka lebih fokus pada liga super dan gugatan ke CAS. Hukuman Komdis versi Johar Arifin sama sekali tidak memiliki efek apapun kepada tim Papua ini. Jangankan persipura, klub-klub lainnya pun sama sekali tidak memandang penting hukuman yang diberikan. Pada umumnya bagi mereka yang ISL sudah mengganggap mosi tidak percaya dengan desakan KLB membuat segala keputusan Komdis sia-sia.

Dari konflik akhir-akhir ini akibat dualisme kompetesi saya sendiri telah menampung khusus konflik yang timbul dan terjadi antara PSSI kubu IPL dengan Persipura. Berawal dari PSSI minta persipura dicoret dari Liga Champion, kemudian persipura menolak bertanding dengan tim dari ILP ( Arema ) yang datang ke Papua tapi sia-sia. Kemudian berlanjut pada Surat CAS ke PSSI tapi dihilangkan di kantor mengakibatkan penundaan pendaftaran gugatan persipura.

Misteri hilangnya Surat CAS di Kantor PSSI

PSSI kembali melukai Persipura Jayapura. Keteledoran administrasi membuat surat dari Pengadilan Arbitrase Olahraga (Court of Arbitration for Sport- CAS) hilang. Padahal surat CAS itu memerintahkan PSSI menunjuk pengacara terkait pengaduan Persipura atas kasus pencoretan mereka di pentas Liga Champions Asia (LCA).

Kepastian itu terungkap dalam surat PSSI ke CAS. Alasan hilangnya surat pun sangat simpel. Sekretaris Jenderal Tri Goestoro mengungkapkan dokumen dari CAS bisa hilang karena banyaknya orang yang berlalu-lalang di lobi kantor PSSI.

"Kami berasumsi bahwa akibat situasi yang padat dan banyaknya tamu di lobi PSSI, dokumen itu hilang," jelas Tri Goestoro dalam surat itu.

Alasan ini tentu saja konyol karena faksimil pasti ditujukan ke kesekretariatan yang sesungguhnya berada di dalam kantor PSSI, bukan lobi. Selain itu, CAS sendiri sudah dari jauh-jauh hari mengirim surat tersebut, yaitu 21 Desember 2011 atau tak lama setelah Persipura memasukkan gugatan.

PSSI baru menyadari surat itu hilang setelah salah satu perwakilan CAS menelepon Tri pada Selasa (4/1) atau tenggat waktu yang diberikan untuk PSSI. Saat itu, CAS menjelaskan bahwa PSSI mengabarkan telah menerima surat itu pada 23 Desember.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun