Banjir kembali melanda wilayah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Curah hujan yang sangat tinggi membuat beberapa sungai tidak mampu menampung debit air. Ratusan rumah warga di empat kecamatan pun terendam luapan air sungai.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Brebes, Eko Andalas, mengungkapkan selain curah hujan yang tinggi, terjadinya banjir di beberapa wilayah disebabkan beberapa faktor. Di antaranya tidak adanya sayap di bantaran sungai.Â
"Antara Desa Glonggong sampai ke Desa Jagalempeni tidak ada sayap di bantaran sungai, sehingga air meluap ke pemukiman penduduk dan areal sawah. Sementara sayap bantaran sungai di Desa Glonggong ada yang jebol, sehingga air masuk ke perkampungan," ujarnya saat dihubungi, Rabu, 21 Februari 2018.Â
Selain itu, Stop Bal pintu air di Desa Glonggong tidak tertutup karena putaran penutup air hilang dicuri orang. Sehingga air dari Sungai Pemali masuk ke pemukiman penduduk dan juga areal persawahan.Â
Camat Ketanggungan, Laode Aris Vindar mengaku banjir sudah tiga kali terjadi di wilayahnya selama  bulan Februari 2018.  Hari ini banjir menyerbu kembali sejak Selasa, 20 Februari 2018 malam. Lima desa terkena luapan air sungai babakan.Â
"Desa yang terkena dampak luapan Sungai Babakan adalah Desa Sindangjaya, Cikeusal Lor, Desa Ketanggungan. 200 rumah terandam dengan ketinggian air bervariasi antara 60 hingga 120 centimeter," ungkap Laode.
Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Brebes merendam lima kecamatan. Di antaranya Kecamatan Ketanggungan, Jatibarang, Wanasari, dan Brebes. Selain menggenangi rumah warga banjir juga merendam lahan padi di area persawahan.