Tak menyangka, seorang guru di SMPN 1 Slawi, Kabupaten Tegal,  Jawa Tengah, mendapat tugas untuk mengajar di Sekolah Indonesia yang berada di Luar  Negeri (SILN) yakni di kota suci Makkah, Arab Saudi. Bunyamin, guru mata pelajaran Bahasa  Inggris ini berhasil lolos seleksi dalam sebuah kompetisi yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
"Saya  tidak pernah berpikir akan ada pengiriman guru PNS dari Indonesia untuk  bisa mengamalkan ilmu di kota suci Makkah, apalagi guru bahasa Inggris  seperti saya ini," tutur bapak dari tiga anak ini, saat dihubungi, Selasa, 20 Februari 2018.
Bunyamin berangkat ke Makkah pada Selasa, 13 Februari 2018 lalu bersama istri dan ketiga anaknya. Dia  mengaku, sebelum mendapat tugas itu, dia mendaftar melalui on line.  Jumlah pendaftar yang ingin menjadi guru SILN itu, mencapai ribuan.
Mereka harus mengikuti berbagai tahap. Mulai tahap 1, 2, 3 dan 4. Para  pendaftar diseleksi secara ketat oleh Biro Perencana dan Kerjasama Luar  Negeri (PKLN) Kemendikbud. Jika memenuhi syarat, pendaftar akan lolos.  Syarat di tahap 1 dan 2, harus memiliki sertifikat atau pernghargaan  prestasi di tingkat nasional.
Selain itu, harus memiliki kecakapan  casciscus bahasa Inggris yang dibuktikan dengan sertifikat Test of  English as a Foreign Language (TOEFL). Kemudian harus lancar saat tes  wawancara dengan menggunakan bahasa Inggris. Syarat lainnya bagi calon  Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) yang akan ditempatkan di Cairo,  Riyadh, Jeddah, dan Makkah, yakni harus hafal berbahasa Arab. Â
"Ini  memang doa ibu saya yang menghendaki agar saya pergi ke tanah suci  Makkah. Dan ternyata Allah menunjukkan kebesaran-Nya. Terimakasih ya  Allah, dan terimakasih untuk Ibu saya tercinta," ucapnya haru.
Selain  untuk mendidik anak Indonesia yang berada di kota Makkah, Bunyamin  mengaku mengikuti program SILN itu karena dirinya ingin beribadah kepada  Allah di kota suci bersama keluarganya. Dia juga ingin memotivasi  anak-anaknya agar bisa lebih berprestasi di negeri orang.
Bunyamin juga  mempunyai visi agar bisa mengharumkan nama Indonesia dengan cara  mempromosikan budaya Indonesia yang Islami di negara Arab Saudi. Program  Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) juga merupakan salah satu  motivasi baginya untuk bisa mensukseskan program pemerintah Indonesia  dalam rangka internasionalisasi bahasa Indonesia di mancanegara.
"Saya akan mengajar di tanah suci selama dua tahun," tutupnya.